#TugasIndivdu
Pendekatan objektif novel Hujan Tere Liye
1. Pendekatan Objektif
Pendekatan objektif merupakan pendekatan sastra yang
menekankan pada segi intrinsic karya sastra yang bersangkutan (Yudiono, 1984 :
53). Yaitu pendekatan yang sangat mengutamakan penyelidikan karya sastra
berdasarkan kenyataan teks sastra itu sendiri. Hal-hal yang diluar karya sastra
walaupun masih ada hubungan dengan sastra dianggap tidak perlu untuk dijadikan
pertimbangan dalam menganalisis karya sastra.
2. Prinsip umum Pendekatan Objektif
Dalam pendekatan objektif telah banyak dikembangkan metode-metode penelitian,
seperti formalisme Rusia, strukturalisme Perancis, strukturalisme Cekoslavia,
New Criticiam Amerika, istilah strukturalisme juga berkembang menjadi post
strukturalisme, struskturalisme dinamik, intertekstualisme, namun semuanya itu
tidak akan diperinci dalam pembicaraan ini.
3. Prinsip Terapan Pendekatan Objektif
Berdasarkan prinsip umum pendekatan objektif di atas dan unsur fiksi yang telah
dikemukakan pada bagian terdahulu maka terapan dalam cerpen dan novel tidaklah
berbeda. Kedua fiksi ini mempunyai unsur yang sama yakni gaya bahasa, sudut
pandang, alur, penokohan, latar, dan tema/amanat.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penelitan ini adalah metode deskriptif, yaitu mendeskripsikan data yang ada
kemudian dianalisis secara kualitatif. Pendeskripsian data ini adalah tentang
inventarisasi satuan peristiwa dan identifikasi satuan peristiwa.
Penginventarisasian satuan peristiwa secara implicit telah menginventarisasi
unsur latar yang memberi suasana satuan peristiwa.
Ciri-ciri yang terdapat dalam teori
objektif adalah:
- Teori objektif memandang karya sastra sebagai sesuatu yang berdiri sendiri.
- Menghubungkan konsep-konsep kebahasaan (linguistik) dalam mengkaji suatu karya sastra.
- Pendekatan yang dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri berdasarkan konvensi sastra yang berlaku.
- Penilaian yang diberikan dilihat dari sejauh mana kekuatan atau nilai karya sastra tersebut berdasarkan kaharmonisan semua unsur-unsur pembentuknya.
- Struktur tidak hanya hadir melalui kata dan bahasa, melainkan dapat dikaji berdasarkan unsur-unsur pembentuknya seperti tema, plot, karakter, setting, point of view.
- Untuk mengetahui keseluruhan makna dalam karya sastra, maka unsur-unsur pembentuknya harus dihubungkan satu sama lain.
Sinopsis Novel Hujan karya:Tere Liye
Di sebuah ruangan
4 X 4 berlantai pualam. Seorang gadis tengah duduk bersandar pada sofa
hijau di dengan paramedis di depannya yang menduduki kursi lipat dengan layar
di depannya. Gadis tersebut bernama Lail dan si paramedis bernama Elijah.
Kedatangan Lail ke tempat tersebut tak lain karena ia ingin melupakan beberapa
kenagan dalam hidupnya. Terutam hujan.
Namun untuk bisa melupakan kenangan tersebut Elijah
membutuhkan peta syaraf otak bagian mana yang menjadi kenangan buruk dan bagian
mana yang menjadi kenagan indah. Dan begitu susunan kenangan buruk dan kenangan
indah itu sudah tersusun rapi menjadi sebuah kesatuan kenangan maka kenangan
buruk dapat dihapus dari ingatan Lail dengan kecanggihan teknologi pada masa
tersebut. Sehingga mengalirlah cerita penuh kenangan dari Lail.
Lail kala itu masih tiga belas tahun, dihari
pertamanya masuk sekolah tingkat lanjut. Lali diantar ibunya ke sekolah sebelum
sang ibu hendak bekerja. Keadaan kota begitu ramai. Mereka menggunakan kereta
cepat untuk menuju tujuan. Beberapa menit kereta melintas tiba-tiba kapsul
kereta bergoncang begitu kuat. Lail dan ibunya sampai terpelanting ke depan dan
belakang. Rupanya terjadi gempa bumi akibat meletusnya gunung purba. Kejadian
itu menghancurkan kota. Lail dan ibunya selamat dan berhasil keluar dari kapsul
kereta dibantu petugas kereta yang ada di bawah tanah. Saat itu beberapa korban
selamat sudah akan menaiki tangga darurat, mereka mengantri, anak-anak
diprioritaskan naik terlebih dahulu. Hanya ada Lail dan seorang anak laki-laki
yang telah kehilangan empat kakaknya saat gempa barusan. Anak lelaki itu naik
terlabih dahulu ke tangga di susul Lail dan ibunya dan beberapa prang di
belakangnya. Kala kaki lail sudah akam menginjak beberapa anak tangga terakhir
guncangan terjadi lagi. Anak tangga darurat berguguran bersama orang-orang yang
memijakinya. Dan itu juga terjadi pada ibu Lail. Melihat kejadian itu Lail
hendak menolong ibunya dengan melepas peganganya pada nak tangga itu. Namun
naas sang ibu tak dapat di raih. Lail juga sudah hampir jatuh sebuah tangan
memegangi ransel milik lail dan mengangkatnya ke permukaan. Lail dan Esok (nama
anak laki-laki itu) selamat. Kota dipenuhi abu serta diguyur hujan kala itu.
Lail dan Esok berjalan bersama menelusuri kota yang
hampir rata itu. Mereka menemui Ibu Esok di rumah. mereka menenukannya, Ibu
Esok selamat dan dibawa ke rumah sakit darurat disertai Lail dan Esok. Keesokan
harinya Esok dan Lail menuju pengungsian yang dulunya lapangan sepak bola. Di
sana lah Lail mengetahui kabar ayahnya
juga sudah meninggal.
Berhari-hari Lail meratapi kepergian ibu dan ayahnya
dengan hanya berdiam namun Esok selalu ada di sisinya. Setelah itu, Lail mulai
mengikuti apa yang dilakukan Esok. Esok selalu membantu pekerjaan apa saja yang
membutuhkan bantuannya di tenda pengungsian. Lail melakukan hal yang sama,
bedanya Lail selalu memantu menggosok pantat panci dan kuali besar di dapur
pengungsian. Waktu berlalu, Ibu Esok mulai membaik pasca operasi pemotongan
kakinya. Di hari ke 30 pasca gempa sekolah darurat mulai berfungsi, dan Lail
tak perlu lagi menggosok pantat panci maupun membantu di dapur pengungsian.
Satu tahun berlalu, kehidupan menggeliat. Penghuni
tenda pengungsian sudah mulai kemali ke rumah masing-masing toko-toko mulai di
buka dan sebagainya. Lail sudah naik ke kelas delapan. Esok loncat kelas dan
sudah masuk di kelas dua belas tahun depan Ia sudah masuk di universitas.
Rencananya beberapa hari lagi. Pengungsian tidak akan ada lagi. Orang-orang
yang tidak punya tempat tinggal akan dipindahkan ke panti sosial. Termasuk
Lail. Tapi itu tak terjadi pada Esok, ada keluarga yang mau menegangkatnya
menjadi anak dan membantu pengobatan ibunya. Kelauarga bak itu adalah keluarga
wali kota.
Di panti sosial, Lail sekamar dengan Maryam. Gadis
berambut kribo mengenbang, wajah berjerawat dengan behel di giginya. Saat
bertemu pertama kali dengan Marym yang terlintas saat itu adalah kutu yang
mungkin saja bersarang di rambu kribo Maryam. Tapi ternyata tidak, Ia tahu saat
Lail di minta Maryam untuk menyisirkan rambut kribonya. Beberapa minggu di
panti sosial Lail bertemu dengan Esok, saat itu esok mengikuti bis yang
ditumpangi Lail untuk pulang ke panti setelah menghabiskan waktu di depan kolam
air mancur, Esok menggunakan sepeda merahnya, menyusul bis yang ditumpangi Lail
untuk kembali ke panti sosial. Seharian mereka berkeliling ke mulai dari lubang
tangga darurat, reruntuhan rumah milik keluarga Lail, toko kue milik Ibu Esok
dan berakhir dengan mereka berdua yang kehujanan diatas sepeda yang dikayuh
oleh Esok. Sejak saat itu mereka punya waktu bertemu rutin sebulan sekali
hingga akhir masa sekolah Esok di kelas dua belas. Setelah itu Esok harus
menempuh pendidikannya di salah satu universitas di ibu kota.
Selama kepergian Esok, Lail menghabiskan waktu
bersama Maryam dengan kehidupan yang ada di panti sosial. Di panti sosial Lail
menghabiskan waktu dengan bersekolah dan menghias kue. Awalnya hal itu mampu
membunuh jenuh bagi mereka berdua serta membuat Lail menghilangkan Esok sejenak
dari pikirannnya hingga mereka bertemu lagi di tahun depan saat masa liburan
Esok. Mereka bertemu kembali, Lail semakin tinggi. Esok bertemu lail
menggunakan sepeda merah serta topi berwarna biru pemberian Lail saat kepergian
Esok pertama kali ke ibukota.
Tak lama setelah itu, Lail dan Maryam memberanikan
diri mendaftar sebagai relawan. Mereka di terima setelah berbagai tes dan
pelatihan sebagai relawan. Mereka di tugaskan pertama kali di sektor tiga.
Banyak pengalaman dan kenangan yang mereka lewati. Setelah itu mereka kembali
bersekolah dan mengikuti pelatihan relawan. Di masa liburan akhir mereka yang
cukup panjang mereka di tempatkan
kembali di salah satu sektor. Kota kembar di hulu dan hilir sungai.
Mereka menghabiskan waktu sebagai ralawan di rumah sakit darurat di
pengungsiuan tersebut.
Di pengungsian tersebut, di malam harinya ada
kejadian yang tak terduga. Hujan dan badai hebat terjadi. Hal itu menyebabkan
masa air sungai semakin besar. Dalam waktu sepuluh jam saja bisa dipastikan air
sungai akan menyapu pemukiman di hulu sungai sana. Dan tak ada yang bisa
menyampaikan pada warga yang ada di sana. Selain karena medan yang berat. Tak
ada kendaraan yang memadai untuk mereka gunakan ke hulu sungai dengan badai
yang begitu dahsyat ini. Satu-satunya cara yang bisa mereka lakukan adalah
berlari mengabarkan pada warga yang ada di hulu sungai untuk dievakuasi ke
tempat yang lebih tinggi karena dalam beberapa jam lagi bendungan itu akan
hancur dan menyapu desa mereka.
Lail dan maryam melakukan itu. Mereka berlari
menantang badai di luar sana dengan penerangan seadanya dan baju anti air
terbaik yang dimiliki di pos relawan yang ada di hilir sungai. Mereka berhasil
mengabarkan bahwa bendungan akan roboh dan warga berhasil di selamatkan. Karena
kejadian itu, Lail dan Maryam bertemu kembali dengan Esok di ibukota saat
mereka menerima penghargaan, lisensi kesehatan A, serta sejumlah uang. Di saat
itu Maryam tahu Esok yang ada di benak sahabatnya adalah Soke Bahtera. Soke
Bahtera adalah seorang ilmuwan hebat yang memegang banyak sekali hak paten dari
penemuannya.
Waktu berlalu, Esok akan segera di wisuda. Hal itu
Lail ketahui dari Ibu Esok. Tak ada kabar dari Esok mengenai wisudanya mereka
juga tak pernah bertemu walau hanya lewat telepon. Saat itu teknologi sudah
sangat canggih hanya dengan menelfon kita sudah dapat menatap wajah lawan
bicara kita. Hal itu membuat Lail bingung, Ia mulai merasakan cemburu karena
hanya Dia yang tak tahu kalau Esok sudah mau di wisuda.
Di hari wisuda Esok Lail dan Maryam datang, saat itu
mereka sudah tidak tinggal di panti sosial tapi asrama akademi keperawatan.
Keadaan kota saat itu sedang tidak stabil cuaca ekstrim terjadi. Salju turun di
negara beriklim tropis. Hal yang luar biasa. Hal itu terjadi kerana negara
subtropis yang terlebih dahulu tertimpa bencana alam dengan badai dahsyat yang
menimpa membuat mereka mengirim pesawat ulang-aling ke lapisan statosfer untuk
menghentikan badai dan membuat matahari kembali menghangatkan negara mereka.
Dan hal itu berhasil negara subtropis tak lagi mengalami badai tapi dampaknya
ada di kota tempat Lail. Turun salju. Hal itu bagitu indah di awal. Namun lama
kelamaan salju turun semakin tebal setiap harinya dan membuat kekacauan di
kota. Warga menuntut mengirim pasawat ulang aling itu untuk menyiram gas sulfur
ke lapisan statosfer. Hal itu terjadi langit tak lagi gelap dengan salju tapi
terang. Biru terang dan tanpa awan. Menurut seorang professor yang ada di
breaking news di televisi ini adalah awal kepunahan manusia.
Di acara kelulusan Esok , Lail bertemu dengan Esok
tapi mereka tak bersua sama sekali. Ia sibuk bertemu dan bercakap dengan Ibu,
Walikota,Istri Walikota, dan Claudia putri satu-satunya walikota. Sampai mereka
makan siang untuk merayakan kelulusan Esok pun mereka tak bersua sekatapun.
Sampai akhirnya Lail dan Maryam kembali ke hotel dengan mobil terbang milik
Walikota. Barulah saat mereka akan kembali ke kota mereka Esok menemuinya
selama lima menit di stasiun kereta.
Waktu berlalu. Lail dan Esok kembali menjalani hidup
masing-masing tapi kejauhan mereka telah diisi dengan esok yang menelfon
beberapa kali dan bercerita sampai di akhir percakapan mereka Esok mengucap I
Miss You pada Lail.
Elijah sudah melihat peta ingatan dengan berbagai
simbol warna merah, biru dan hijau. Garis merah itu menadakan bahwa itu adalah
kenangan buruk. Cerita Lail hampir rampung. Keadaan kota makin hari makin
panas. Kota yang sudah normal pasca bencana salju kini mengalami banyak
masalah. Kota sudah mulai kekeringan. Kesulitan bahan pangan, serta sulitnya
air bersih membuat Lail dan Maryam kembali di tempatkan beberapa sektor yang
mengalami kemunduran. Pengungsian kembali berdiri. Seminggu sebelum penarikan
Lail dan relawan lain dari pengungsian Esok menelfon. Esok menceritakan bahwa ia
berada di ibu kota untuk membaut sebuah kapal. Kapal itu akan diisi oleh
orang-orang terpilih yang akan hidup di luar angkasa selama bumi mengalami
kekeringan hebat. Kekeringan itu akan memunahkan penduduk bumi dan untuk
mempertahankan manusia mereka akan hidup di kapal-kalap tersebut dan menetap di
luar angkasa beberapa waktu sampai keadaan bumi kembali normal. Dan setiap
orang terpilih itu sudah mendapat tiket dan dikumpulkan. Ooarnag-orang itu
tersebar dari seluruh dunia dengan berbagai genetik. Hanya sepuluh ribu
penduduk bumi daja yang bisa berada di kapal itu. Artinya Lail tidak masuk
dalam penduduk bumi itu. Ia akan
mengalami bencana alam hebat sebelum penduduk bumi benar-benar habis perlahan.
Lail tak masalah dengan hal itu tapi yang ia takutkan apakah Esok akan
berangkat juga dengan kapal itu dan meninggalkannya. Telepon terputus.
Tak lama setelah menelpon Walikota datang menemui
Lail. Dari Walikota Ia tahu bahwa Esok mendapat dua tiket karena jasanya
membuat kapal itu. Yang membuatnya bingung, siapa yang akan diajakk serta oleh
Esok. Dan menurut walikota tiket itu akan diberikan Esok kepada Lail. Tapi esok
sendiri tak memberitahu pada lail. Walikota memohon pada Lail untuk merelakan
tiket miliknya pada Claudia, putri walikota.
Hal itu membuat Lail tak tahan hingga membuanya
ingin menghapuskan ingatannya tentang kenangan buruk itu termasuk Esok. Peta
syaraf otak Lail sudah lengkap. Ingatan Lail sudah siap dihapus memori buruknya.
Elijah bertanya kembali, apakah Ia yakin akan menghapus ingatannya. Lengang.
Sementara itu di luar ruangan pemindai syaraf itu Esok sudah memaksakan masuk
kedalah ruangan yang ada Lail di dalamnya. Esok berhasil. Ia masuh dan memohon
agar Lail tak menghapus ingatan tentang dirinya. Saat itu Lail hanya berkata
aku yang memberika topi itu pada Esok.
Setelah itu Esok menjelaskan bahwa ia tak jadi naik
ke kapal. Hanya ibunya dan Claudia yang naik. Sementara itu ia tak perlu ikut
karena ia sudah memindai otaknya ke dalam program yang akan membantu ketika
terjadi masalah di kapal karena data yang ada di otaknya. Seminggu setelah itu,
Lail dan Esok menikah dan bersiap menghadapi bencana alam yang akan menghantam
kemudian.
Pendekatan objektif novel Hujan
Tema: sosial dan percintaan
Latar: waktu:
21 mei 2042 hingga delapan tahun kemudian.
Tempat:
kota tempat lail tinggal dan ibukota.
Suasana:
mengerikan, menyedihkan, lengang, tegang, sedih, bahagia.
Alur: maju mudur
Tokoh dan penokoohan:
Lail: gadis muda dengan berbagai cobaan hidup yang
membuatnya lebih tegar dan mengiklaskan apapun yang terjadi dalam hidupnya.
Esok: pria dengan segudang kemampuan yang
menjadikannya begitu misterius terutama untuk Lail.
Maryam: sahabat yang setia, ceria, dan suka
bercanda.
Elijah: paramedis yang tak ingin pasiennya menagmbil
keputusan yang salah.
Claudia: gadis baik dan lembut.
Walikota: sosok pemimpin yang pekerja keras yang
sangat menyayangi putrinya
Istri walikota: sosok yang begittu keibuan dan baik.
Ibu Esok: wanita yang tabah dan perkasa.
Ibu Lail : ibu yang menyayangi Lail
Ayah Lail: ayah yang menyayangi Lail.
Pengurus panti: sosok yang agalak namun sangat
sayang pada penghuni panti.
Amanat: menerima apa yang terjadi dalam hidup adalah
hal yang tepat agar bisa melupakan hal buruk yang terjadi dalam hidup hingga
hanya tersimpan sebagai kenangan yang akan di ingat sekali-kali saja sebagai
warna dalam hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar