#cerpen
Pemburu
Ular
Di suatu desa di
sisi timur pegunungan arik , 80 kilometer sebelah selatan dari madre, swiss .
sinar surya terik masih menyengat, tembus kebawah kulit, padahal mata hari
sejak 4 jam lalu bergesar dari titik kulminasi atasnya. Hari menjelang sore.
Dua pasang
sepatu boot setinggi lutut beradu dengan bebatuan dan tanah yang berdebu. Dua
orang nisci berjalan membungkuk sambil mengaiskan tongkat ditangan . ujung
tongkatnya menyungkil sejumlah batuan kecil hingga debunya berhamburan di tiup
angin . topi berdaun lebar memberikan keteduhan yang cukup bagi dia. Namun,
peluh sebutir jagung masih jatuh satu persatu dari pelipis . sejak tadi badan
mereka basah kuyup oleh keringat.
sementara , satu
orang madre lagi sibuk dengan kameranya . ia tidak mau membuang momen-momen
penting yang ada dihadapannya. Badannya ditutupi pakaian khas swiss yang
nyentrik . demikian pula kepalanya tertutupi dengan topi khas swiss yang besar.
“ris ,
sepertinya lubang ini baru saja dimasuki ,” ucap sosok yang berbadan gemuk. Ia
mengarahkan tongkat kelubang di balik batu yang ditemukannya. Hampir satu tahun mempelajarinya , ia mulai kenal batu
apa yang diamatinya .
“ coba kulihat, ayu!” jawab rekannya
sambil merendahkan lagi badannya.
“awas !” teriak temannya . lelaki yang dipanngil ris itupun berjingkrak mundur,
menjauh . dengan sigap tongkatnya dijadikan tameng untuk menangkal serangan
ular kobra yang baru saja keluar dari sarangnya . tongkat penangkap ularnya
beraksi, ia menjepit bagian leher ular itu. Sang ular berontak menggeliat.
Rahangnya yang dihiasi taring panjang terbuka lebar. Ia menyerang tongkat kayu
yang menjepitnya . gemerincing senagu dari ujung ekornya yang bergetar
terdengar jelas . ular itu merasa terancam . sesekali ia mengarahkan bisanya
kepemilik tongkat . untunglah ia terjepit kuat hanya beberapa senimeter di
belakang kepalanya.
Pak krisa , yang
kerap disapa ris , memeriksa bagian bawah ekor yang melilit di tongkat. Ia
memutar-mutar tongkatnya mencari posisi yang tepat. Sementara itu , kamera
terus mengambil gambar.
“ cocok , ini jantan , “ ia memastikan.
“ sudah cukup. Dua pasang , kan” ujar
rekannya yang disapa pak alim itu tanpa meminta jawaban . ia menyodorkan karung
hitam yang didalamnya sudah erisi tiga ekor ular kobra. Ular baru saja itupun
bergabung dengan teman-temannya .
terjadi berontak serentak.
Kemudian kedua
orang itu beranjak pulang . mereka melalui kembali jalan setapak berbatu yang
dilewatinya beberapa jam lalu. Mobil ayla warna merah telah menunggu di kaki
bukit , dibalik serumpun semak-semak . ular hasil tangkapan, mereka masukkan
kedalam sebuah kantong plastik yang khusus dirancang sebagai tempat penampungan
.
Tidak berapa
lama berselang , akhirnya mobil mereka telah menginjak bibir aspal ,
meninggalkan jalan kampung yang berdebu. Mobil mereka menderu melaju melintas
jalan aspal yang memotong daratan tinggi swiss
bagian selatan . bolat bulat matahari yang mulai menjingga tertinggal
jauh dibelakang . petang menjelang . indahnya matahari terbenam di ufuk samudra
pasifik tidak mampu menggoda mereka.
Jalan panjang di
depan meliuk menghitam kelam . satu dua mobil yang berpasangan dengan mereka
telah menyalakan lampu senja. Rekan mereka, pak guerico , duduk dibelakang
setir dengan santainya, pak guerico adalah penduduk asli asli swiss .
Laju mobilnya
yang kencang memasuki daerah perbukitan , ujung selatan pegunungan . kini
mereka melaju mengarah keselatan . daerah semenanjung yucatan masih jauh di
depan. Di kiri kanan jalan masih ditumbuhi pepohonan yang meranggas kekeringan
.
lama kemudian mereka melewati sebuah desa
kecil , pak guerico menghentikan mobil . mereka hendak mengaso sejenak. Setelah
meminta izin kepada penduduk setempat, ketiganya mendatangi sumur untuk
membasuh muka. Pak krisa dan pak ayu
mengambil air wudhu. Sumur itu cukup dalam , tetapi airnya bening dan sejuk .
timba dengan penjungkit yang menggunakan tungkai panjang memudahkan mereka
menimba air .
Pak guerico
mengerti apa yang hendak dilakukan oleh kedua rekannya itu. Setelah cuci muka ,
ia memilih duduk bercengkerama dengan pemilik rumah. Pak krisa dan pak ayu
kembali kemobil, mereka mengambil tas dan mengeluarkan dua sajadah . dengan
mengambil posisi disamping mobil, mereka menunaikan shalat magrib dan isya
secara berjamaah.
Sejam mengasih
setelah shalat dan makan mie yang dibawa sendiri, mereka kembali melaju. Kali
pak ayu yang mengambil ahli kemudi. Malam telah menyelimuti . bintang gemintang
berlomba menghiasi langit dengan kemilaunya . bulan separuh pada musim panas di
belahan bumi utara lebih memperindah langit malam itu. Alunan lembut suara
adele yang melantungkan “ all i ask “
menyempurnakan susasana malam .
Mata guerico
semakin lama terasa semakin berat, ketika jalur jalan mengarah ketimur , iapun sudah
terbang melayang bersama mimpinya. Pak adin hanya melirik dan tersenyum . ia
menyeggol bahu pak guerico agar tidak bersandar kepadanya. . suara dengkur pak
guerico sangat mengganggu , tetapi ada juga bagusnya. Pak adin menjadi tidak
mengantuk dan bisa menemani pak iswan begadang , meskipun mereka hanya membisu.
Beberapa jam
kemudian, jalanan mulai menurun dan berliku . itu pertanda bahwa mereka telah
memasuki daratan rendah di pantai selatan teluk champeche. Kota villahermosa
tinggal tiga jam lagi. Malam semakin larut menjadi semakin kelam dengan
rimbuhan hutan tropis disepanjang sisi jalan. Dingin malam berkabut memaksa
mereka merapatkan jaket. Lampu halogenpun dinyalakan menembus halimun yang
merayap di badan jalan .
Menjelang fajar,
kota vilahermosa masih sangat senyap ketika mobil mereka memasuki pintu gerbang
kota. Hanya sebuah warung kaki lima dipinggir jalan yang masih buka. Pak iswan
dan pak adin sempat melirik sejenak kepada dua orang pemuda tanggung yang
sedang menikmati kopi panas. Mobil mereka terus merayap terang kepinggir utara
kota. Menyusuri suasana lenggang tidak membuat mereka lalai awasi jalan di
depan. Mereka tidak ingin berurusan lagi dengan penduduk desa yang kedelainya
tertabrak. Mereka mengalaminya pada musim panas tahun lalu.
Saat itu masih
pukul 8 malam , mereka diajak keliling kota oleh pak guerico. Namun, karena
terlalu asik bercanda di mobil, pak guerico tidak melihat kalau ada seekor
keledai lepas yang berjalan ke arah mobil. Sebenarnya, bukan pak guerico yang
salah. Keledai itu yang bermaksud menyebrang jalan setelah pemiliknya
mengejarnya dari belakang.
Namun karena
terkejut , pak guerico membanting setir ke kanan, keledai tersebut ternyata
malah membalik arah. Bonnet mobil tepat menyambar kaki belakang kedelai
tersebut . hasilnya, meskipun pak guerico telah bernegosiasi bak politisi
ulung. Akhirnya merekapun tetap didenda 1.500 peso oleh pemilik keledai itu
karena keledainya menjadi pincang.
Kini mobil
memasuki sebuah rumah yang lumayan bagus . kemudian, mereka mengangkat
barang-barang dan ular kobra . mereka mengangkat kotak uar kobra tersebut
berdua , dengan sangat hati-hati pula. Jam tangan pak adin membunyikan alarm
pukul 5 subuh ketika baru beberapa detik mereka menghempaskan badan di spiring
bed. Pak iswan menaikkan sebelah alisnya , yang selalu menjadi andalan
keistimewaannya , sebagai isyarat meminta pak adin terlebih dahulu untuk
bergerak . sementara itu, pak guerico melanjutkan mimpi babak keduanya di atas
sofa. Ia menutupi badannya dengan sombrero.
“ oke !” pak
adin setuju. Ia menanggalkan pakaian kerjanyahingga hanya memakai celana
pendek. Ia meraih handukdan langsung kekamar mandi.
Seminggu
kemudian pak adin dan pak iswantengah berada di dalam perut boeing 797. Mereka
baru saja lepas landas dari carlos airport , 4,5 mil dari pusat kota
vilahermosa. Pesawat itulah yang akan membawa mereka menuju swiss city.
Hamparan hutan tropis dibawah mereka menghijau. Hutan itu masih lestari. Sangat
serasi dengan birunya teluk swiss yang berselimut awan tipis di kejauhan .
Dari swiss city
international airport ,mereka akan terbang ke los angels , dipantai barat negri
paman sam . dikota itu mereka akan menginap semalam sebelum terbang ke
singapura. Pak adin dan pak iswan adalah tenaga ahli dari karantina hewan
indonesia. Akhir-akhir ini sudah ditemui beberapa kasus penyeludupan hewan
langka dari amerika tengah dan amerika selatan. Dikhawatirkan hal itu akan
mengancam punah hewan langka dari negri asalnya. Selain itu, sangat berisiko
bila ternyata hewan-hewan tersebut membawa penyakit yang berbahaya sehingga
upaya pencegahan harus dilakukan lebih dini dan teliti. Selama di vilahermosa ,
mereka menggunakan fasilitas yang disediakan oleh university of tabasco.
Sebenarnya pak
adin dan pak iswan adalah peniliti bioteknologi yang ditugasi khusus untuk
mempelajari sejumlah hewan endemik yang ada di swiss. Mereka mempelajari
karakteristik ular kobra khas swiss dan
laba-laba beracun . mereka juga diminta untuk membawa pulang , atas isin
pemerintah swiss , kedua jenis hewan berbahaya tersebut untuk dijadikan objek
peneitian.
Kedua hewan itu
sudah tergolong langka dan mengkhawatirkan akan punah. Oleh karena itu
pemerintah swiss bekerjasama dengan sejumlah negara yang mirip iklimnya untuk
merintis usaha pelestarian kedua hewan tersebut melalui penelitian dan
penangkaran .
Padahal, di
swiss sendiri, setiap tahun belasan ribu warga tewas oleh kedua jenis hewan
tersebut . red diamond rattlesnake dikenal sebagai ular pemburu dan merajai
daratan tinggi swiss. Ia dapat hidup hingga 25 tahun dan bersarang di dalam
lubang bebatuan pegunugan kering. dalam satu lubang dapat dihuni oleh ratusan
ekor. Lubang tersebut dihuni secara turun-temurun hingga puluhan tahun .
bahkan, ratusan tahun.
Ular tersebut
berbisa , gigitannya dalam dan lebar pula . bisanya mengakibatkan kehancuran
dalam jaringan otot disekitar daerah gigitan. Bisanya juga mengandung racun
yang menghancurkan haemoglobin . korban yang terpatuk rattler jenis ini tidak
dapat membeku darahnya jika tidak segera mendapat pertolongan. Akibatnya,
korban akan kehilangan banyak darah, kekurangan pasokan oksigen dalam tubuh,
dan akhirnya tewas.
Sementara itu
laba-laba black-widow merupakan jenis hewan yang sangat beracun di amerika
utara, meskipun yang beracun dalah laba-laba betina. Dampak sangatan
black-widow menimbulkan rasa sakit yang sangat pada bekas gigitan , penglihatan
menjadi berkunang-kunang dan kabur serta mengakibatkan gangguan pada
pernapasan.
Bukan itu saja,
bahkan jaringnyapun mengandung racun . terlambat mendapat pertolongan dalam
lima belas menit saja sudah cukup untuk merenggut nyawa. Bisa laba-laba ini
lima belas kali lebih kuat dari pada ular kobra. Oleh karena itu, tidak boleh
melakukan penyedotan pada mulut bekas gigitan untuk mengeluarkan racun.
Keesokan harinya
. mentari pagi yang cerah sinarnya kesemua penjuru mata angin. Musim panas yang
indah. Pesawat jenis sonic cruiser buatan boing co . milik maskapai penerbangan
panam yang membawa pak iswan dan pak adin, baru saja take-off darilos angels
international airport. Pesawat jet transonik yang menyaingi kecepatan suara itu
melaju tak tertandingi.
Pengalaman
berpetualangan di pedalaman swiss kini akan menjadi kenangan . selama hampir
dua tahun , negri sambrero itu telah banyak memberikan banyak pengalaman dan
pengetahuan baru.
Pengalaman yang paling menegangkan
bagi mereka adalah saat bekerja di laboratorium . waktu itu, pakadin sedang menangkap seekor
anak rattler dengan tangannya. Namun, geli memegang kulit kasar ular itu ,
jepitan jemarinya sempat melonggar. Kepala rattler itu menggeliat dan terlepas
. ibu jari tangan pak adin sempat tersambar oleh patukan sebelum akhirnya ular
itu terlempar ke tembok.
Dengan tanggap
pak iswan mengambil tongkat penangkap sambil merunduk mencari ular tersebut .
ia tidak memedulikan pak adin yang terluka. Pikirannya hanya tertuju pada upaya
menangkap ular tadi tanpa terluka.
Sementara itu,
awalnya pak adin tidak begitu khawatir dengan gigitan di jarinya karena hanya
berupa tusukan kecil . namun, setelah dibersihkan beberapa kali pendarahan
tidak berhenti, akhirnya ia meminta pak guerico menolongnya. Setelah
mendapatkan suntikan serum, darahpun berhenti mengucur . semenjak itu mereka
lebih berhati-hati lagi menangani ular rattler.
Hampir dua jam
berselang, pesawat yang mereka tumpangi melakukan pendaratan di hawai . “
sayang sekali “ pikiran pak iswan mereka hanya diperbolehkan di pesawat selama
penumpang tujuan hawai turun. Sebenarnya mereka ingin pula menjejakkan kaki di
kepulauan surgawi di tengah samudra pasifik tersebut. Hitung-hitung untuk
kenangan.
Tak lama kemudian pesawat meninggalkan
pulau indah itu. Sebelum take-off , pilot mengumumkan tujuan penerbangan
selanjutnya , singapura secara nonstop
“ din , coba kalau bawa parasut,”
seloroh pak iswan memecah kesunyian di antara mereka dan ratusan penumpang
lainnya.
“ memangnya untuk apa ?” tanya pak adin sambil menyelipkan telunjuknya
dihalaman buku yang dbacanya .
“ supaya kita lebih cepat sampai. Nanti
kalau pesawatnya lewat di atas sulawesi kita terjun saja,” jawab pak iswan
berlagak idiot , hendak melucu. Tetapi ia yang lebih dahulu tertawa. Pak adin
hanya memukul bahu pak iswan dengan pelan , lalu tersenyum tipis.
“ iya kalau lewat makassar. Kalau
lewatnya diatas gorontalo , terus mendaratnya di puncak gunung . memang akan
lebih cepat?” komentar pak adin datar .
Sore hari pada
hari berikutnya , pak adin dan pak iswan terbang bersama pesawat garuda .
semalam mereka sempat menginap di jakarta setelah dari singapura. Di jejeran
kursi seberang, pak adin melihat sepasang calon bapak dan ibu muda sedang
mengobrol. Sering kali ekor mata pak adin menangkap gerak tangan wanita
mengusap perutnya yang sedang buncit. Bahkan, tak jarang sering terdengar
rintihan halus keluar dari bibir tipisnya.
Saat ini iklim
di indonesia mengalami musim pancaroba. Terjadi perubahan cuaca pada saat
peralihan dari musim kemarau memasuki musim hujan. Di wilayah indinesia banyak
mengalami gumpalan awan cumulus yang tebal awan ini kadang kala membahayakan
dunia penerbangan karena memiliki gerakan udara yang berubah-ubah . bila awan
ini terdorong oleh gerakan udara vertikal yang kuat, terbentuklah awan
cumulunimbus.
Pesawatpun
melakukan penerbangan berputar beberapa kali di wilayah aman. Pada putaran keempat
, pilot mendapat berita dari towe pengawas tentang cuaca yang mulai membaik .
kemudian, pilot mengarahkan pesawat pada posisi landing configuration. Sekali
lagi pilot menyampaikan bahwa pesawat akan mendarat.keteganganpun mendera
kembali. Selang beberapa lama kemudian.
“ alhamdulillah ,” ucap syukur keluar
dari bibir , dari hampir semua penumpang ketika pesawat mereka mendarat dengan
mulus. Setelah pesawat berhenti, para penumpangpun beranjak dari kursinya.
Mereka mengambil barang bawaannya. Kemudian, penumpang turun dengan tertib,
semuanya bersyukur mereka tiba dengan selamat. Mereka disambut dengan gerimis
yang mulai deras.
Sementara itu,
di dalam bagasi pesawat terjadi sesuatu di luar dugaan. Bagian sudut sebuah
kotak yang dari bahan plastik terkuak akibat di hempas oleh sebuah koper ukuran
besar diatasnya.seekor makhluk kecil melata keluar dari dalam kotak tersebut.
Ular yang masih sebesar jari kelingking itu menyelinap di antara bagasi
lainnya. Ia merayap di sudut ruang, dibawah tumpukan barang.
Pada saat yang
sama , pintu bagas pesawat terbuka . dua petugas bandara memindahkan bagasi
penumpang ke kereta angkut. Kedua orang itu tidak mengetahui bahwa sebuah
bahaya tengah mengintai mereka . ular kecil itu menyelusup i kantong roda
sebuah koper . saat petugas tersebut meletakkannya di kereta barang, ular
tersebut keluar dan menyelinap keluar dan terjatuh di lantai kereta. Ia
meringkuk di sudut sana.
Hingga semua
barang habis diturunkan , sang ular tidak melakukan penyerangan. Mungkin ia
tidak merasa terancam . kedua petugas tersebut selamat. Petugas itupun
mengantarkan barang keruangan klaim bagasi . mereka tidak sadar bahwa sang ular
kini bergelantungan disisi kereta. Keberadaanya memang tidak menyolok karena
warnanya yang merah kecoklatan sama dengan warna kereta yang mengangkutnya.
Kereta barang
ituberhenti tidak jauh dari selokan yang tertutup jeruji besi. Akibat guncangan
kereta pada saat melintasi selokan itu, ular kcil tersebut terjatuh dan masuk
kedalam selokan.
Pak iswanpun sang penakluk ular telah
sampai di rumahnya ia bersama kembali dan berkumpul kembali bersama keluarga
mereka , anak dan istrinya. Pak iswan membawa ular rattler itupun masuk ke
rmhnya ia meletakkan ular itu di sebuah wadah kaca yang besarsatu pekan
kemudian. Berita tentang kejadian di bandara hasanuddin mulai mereda demikian
pula berita keberhasilan petugas menyapu bersih dan memusnahkan semua ular
berbahaya penyerang tanpa sisapun perlahan-lahan menghilang . suasana di
bandara dan sekitarnya telah kembali normal. Keberangkatan dan kedatangan
pesawat dari dan kebandara hasanuddin berjalan lancar seperti biasa lagi.
Perjalanan
mereka untuk menumukan hewan melata itu sangat berliku, banyak yang mereka
hadapi dan mereka banyak mendapatkan pengalaman dari pemburuan ular kobra rattler
tersebut. Tanpa takut perjalanan yang memakan waktu yang panjang tersebut
membuat mereka tahu dan dapat mempelajari racun bisa yang ada pada ular cobra
rattler tersebut. Pagi harinya pak iswan menelpon pak guerico ia menanyakan
kabar pak gerico yang ada di swiss.
“ apa kabar pak guerico?” tanya pakiswan
dengan sura yang lantang
“ baik pak iswan , disana apa kabar!
Bagaimana hasil pemburuan bapak apakah tidak mengalami gangguan saat di
bandara, karena ular seperti itu tidak diperbolehkan untuk di bawa kebandara !”
jawak pak guerico
“ gangguan ada pak, tapi saya dan
kawan-kawan dapat menanggulanginya ,” sambil tertawa
Percakapan pak iswan dan pak guericopun
terus berlangsung sampai – sampai waktupun tidk mereka hiraukan karena asiknya
berbicara. Anak pak iswanpun sangat kaget mengapa ayahnya sangat begitu
bahagiahmenelpon ? iapun curiga dan bertanya
“ kenapa bapak begitu senang?” tanya
anaknya
“ bapak sangat senang karena , bapak
bernostalgia bersama teman bapak di swiss saat melakukan pemburuan ular “
Pak iswanpun menceritakan pengalaman
memburu ularnya bersama anaknya itu, ia menceritakan betapa susahnya
mendapatkan ular yang habitatnya hampir punah. Sang anakpun jadi oenasaran dan
ingin melihat ular rattler itu bagaimana. Pak iswanpun membawa anaknya untuk
melihat ular itu yang ia simpan di wadah kaca di dekat kolam ikannya .ia
menjelaskan ke anaknya tentang ular rattler
Tidak ada komentar:
Posting Komentar