#TugasIndividu
Analisis Novel “Teman
Imajinasi” karya Andam P. Saptiar
A.
Identitas
Novel
Judul : Teman Imajinasi
Penulis : Andam P. Saptiar
Penyunting : Zydnee Qairin Khadafi
Penerbit : Diva Press
Tebal : 196 halaman
ISBN : 978-602-391-183-7
B.
Resensi
Novel
Setiap anak kecil pasti mempunyai teman
imajinasi. Mereka suka membayangkan bermain, berbicara dengan sosok yang mereka
ciptakan sendiri. Hal tersebut berangsur-angsur akan menghilang saat mereka
tumbuh dewasa. Namun apa yang akan terjadi jika seorang wanita remaja mempunyai
teman imajinasi yang menjadikan khalayannya sebagai istana. Apakah hal tersebut
masih dianggap wajar?
Hana seorang gadis remaja yang terlahir
dari keluarga mapan dan muslim yang taat. Ia mempunyai dua adik lelaki kembar
bernama Rino dan Roni. Walaupun kedua orangtua Hana sibuk Ia tidak pernah
kekurangan kasih sayang. Saat kuliah Hana memutuskan untuk mengambil Jurusan
farmasi yang menuntutnya berkutat dengan penelitian-penelitian, Ia juga aktif
bergabung dengan organisasi dikampusnya yang membuatnya semakin sibuk. Belum
lagi Ia bersama dua sahabatnya rutin mengikuti pengajian.
Hana tumbuh seperti remaja pada umumnya.
Namun suatu ketika Ia ditimpa banyak masalah. Hana merasakan ada sosok suara
lelaki yang berbicara kepadanya. Padahal, tidak ada sosok siapapun. Hal ini
sangat mengusiknya sehingga Ia memutuskan untuk mengusir suara tersebut. Dengan
bantuan sahabatnya, Hana menempuh berbagai cara. Mulai dari pergi ke psikiater
sampai mendengarkan kaset ruqyah.
Usaha yang dilakukannya pun berhasil.
Hana tidak lagi diganggu oleh suara lelaki tersebut. Sayangnya, dalam setiap
kesendirian, Ia merasa rindu dengan suara-suara tersebut. Hana kehilangan
“temannya” yang selama ini Ia beri nama Ajin. Ajin senantiasa selalu menghibur,
memotivasi dan setia menemani saat Hana membutuhkannya.
C.
Unsur
Intrinsik Novel
a. Tema
Tema yang diangkat dari
novel Teman Imajinasi mengisahkan
tentang kehidupan Hana seorang mahasiswi semester enam fakultas farmasi di
sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta
b. Tokoh
·
Hana : “Seorang mahasiswi
semester enam,...” Hal 8
·
Ajin : “...seru Hana memanggil
sosok itu...” Hal 123
·
Bu Ina : “... Bu Ina, mamanya
Hana,...” Hal 9
·
Rino dan Roni : “... Setidaknya, setelah kedua adik
kembarnya...” Hal 9
·
Pak Haris : “... Papanya adalah wakil
direktur...” Hal 9
·
Nita dan Finda : “...dua orang sahabatnya di tempat
liqa, Nita dan Finda...” Hal 57
c. Penokohan
·
Hana
Aktif : “...Sosoknya biasa saja, baik dari
segi penampilan maupun dari segi kecerdasan. Namun dia rajin dan aktif di
berbagai kegiatan kampus...” Hal 8
·
Pak Haris dan Bu Ina
Peduli :”...Pak Haris dan Bu Ina semakin
berhati-hati dalam memilih pendidikan untuk anak-anaknya,...” Hal 10
·
Rino
Aktif dan kritis :”...
Rino merupakan anak aktif dan kritis, tidak mau mengalah...” Hal 28
·
Roni
Pasif :”... sedangkan Roni lebih pasif...”
Hal 28
·
Nita
Aktif :”...antara ikhwan dan akhwat harus ada
pembatasnya, tidak boleh berhadap-hadapan langsung. Dengan begitu, mereka bisa
fokus, tidak melirik lawan jenis. Lagi pula mereka lebih nyaman seperti itu,
tidak malu untuk mengeluarkan pendapat...” Hal 58-59
·
Finda
Tenang :”... Finda adalah muslimah yang tidak suka
beroganisasi. Waktu luangnya lebih banyak dihabiskan untuk bersenang-senang
namun tetap di jalan yang benar...” Hal 58
·
Ajin
Peduli :” ‘Siapa yang akan pergi menghubungi sponsor sendiri? Kan
ada aku yang selalu menemani. We always together, Han.’” Hal 23
d. Sudut
Pandang
Sudut pandang yang
digunakan pengarang adalah sudut pandang orang ketiga. Hal tersebut dapat
dilihat dari bagaimana cara pengisahannya yang menggunakan kata “ dia” dalam
novel tersebut.
e. Latar
Latar novel tersebut
adalah daerah Jakarta, karena sang pengarang menggambarkan latar-latarnya di Jakarta.
Adapun latar khususnya yaitu rumah Hana, tempat liqa, halte kopaja, Terminal Kampung Rambutan, kota Depok, dan kampus
Hana.
f. Alur
Alur yang digunakan
adalah alur maju mundur, karena dapat dilihat dari urutan ceritanya, yaitu
dimulai dari perkenalan Hana, Pak Haris, Bu Ina, dan lainnya. Lalu lalu
mengingat kembali masa kecil Hana saat perayaan ulangtahunnya, kemudian kembali
lagi saat Hana merasakan kejanggalan pada dirinya. Ketika sedang bingung dan
sedih, dia selalu mendengar suara tanpa sosok di dalam pikirannya. Hana pun
selalu membalas suara itu, hingga terdengar seperti bergumam sendiri.Merasa ada
keanehan di dalam dirinya, Hana menceritakan masalahnya kepada dua orang
sahabatnya di tempat liqa, Nita dan Finda. Dibantu kedua sahabatnya, Hana pun
berusaha mengusir suara itu. Mulai dari mendengarkan kaset ruqyah di rumah,
datang ke tempat khusus ruqyah, hingga mengunjungi psikiater. Hana pun mendapat
nasihat dari psikiaternya.Berkat dukungan Nita dan Finda, akhirnya Hana kembali
menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan positif, tidak ada waktu luang yang
tak berguna. Berhasil! Sudah tiga bulan Hana tidak mendengar suara tanpa sosok
lagi. Namun kini, tiba-tiba dia sangat merindukan suara itu. Tekadnya sudah
bulat untuk mengembalikan suara itu ke dalam kehidupannya. Akhirnya suara itu
kembali lagi, bahkan dalam wujud seorang laki-laki bernama Ajin, sesuai
imajinasi Hana.Jadi, dari urutannya dapat disimpulkan bahwa alur yang digunakan
adalah alur maju mundur,yaitu alur yang ceritanya dimulai ditengah-tengah.
Sementara cerita berkembang maju, beberapa kali ditampilkan potongan yang menjelaskan
latar belakang cerita.
g. Amanat
“Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku
dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka
itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepda-Ku, agar mereka memeroleh
kebenaran. (QS. Al-Baqarah: 186)” hal 195
D.
Unsur
Ekstrinsik Novel
Biografi
pengarang
Andam
P.Saptiar lahir di Jakarta pada tanggal 25
Februari 1992 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya perempuan, dan
adiknya laki-laki. Kedua orang tuanya, Bapak Saptiar Rufa’l dan Ibu Rumiati
telah memberikannya pendidikan Islam yang baik.
beberapa organisasi pernah diikuti oleh
penulis, khususnya yang berorientasi kerohanian Islam. Menjelang kelulusan S1,
penulis sempat mengajar selama enam bulan di TKIT Ad-Dzakariah, Jagakarsa. Ia
berhenti mengajar TK untuk melanjutkan studi di program profesi apoteker hingga
sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar