#TugasIndividu
Analisis Feminisme Novel Maryam Karya Oki Mandasari
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Karya
sastra dibuat dengan sifatnya yang tidak hanya menyenangkan,tetapi juga
bermanfaat. Karya sastra yang bermanfaat tentu akan memberikan banyak pelajaran hidup melalui cerita-ceritanya yang dibuat tersirat ataupuntersurat.
Hal ini banyak saya temukan dalam novel Maryam karya OkkyMadasari.
Pengalaman hidup yang berat dan perjuangan para tokohnya dalammenjalani
masalahnya menjadi inspirasi dan pembelajaran tersendiri untuksaya.
Okky, saya
anggap berhasil menggugah empati saya tehadap kaumAhmadi yang selama ini tidak
banyak saya ketahui.Kisah yang digambarkan terasa begitu nyata dan cukup
menguras perasaan saya, terutama saat Okky menggambarkan penderitaan dan penghinaan yang dialami kaum Ahmadi pada beberapa bab terakhir dalam
novel Maryam
Keyakinan
adalah hak setiap orang. Orang lain mungkin dapatmenganggap suatu keyakinan
sesat, tetapi cara mengatasinya bukan dengankekerasan ataupun sikap tidak
menyenangkan lainnya. Pesan itulah yangakhirnya membuat saya tertarik untuk
menganalisis novel Maryam.
Dengan menggunakan teori
feminisme.Analisis ini akan banyak menyorot kehidupan tokoh wanita
utamanyasekaligus yang menjadi judul novel ini, yaitu Maryam dalam
menjalanikehidupannya. Jalan hidup Maryam yang berat dan cara ia mengatasi
segalamasalah yang ia hadapi cukup membuktikan bawa dirinya adalah
seorangwanita tegar. Selain itu, saya akan membuat analisis unsur intrinsik
novel Maryam, agar dapat mengetahui secara lebih mendalam isi
cerita dan pesanyang disampaikan Okky melalui Maryam
B.Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
unsur intrinsik dari novel Maryam karya Okky Madasari?
2.Bagaimana
feminisme dari tokoh Maryam dalam novel Maryam karyaOkky Madasari?
C. Tujuan Penulisan
1.Mengetahui
unsur intrinsik dari novel Maryam karya Okky Madasari.
2.Mengetahui
feminisme dari tokoh Maryam dalam novel Maryam karyaOkky Madasari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi
Okky Madasari
Okky
Madasari masuk dalam lima besar anugerah sastra KhatulistiwaAward 2011 untuk
novelnya yang mengangkat tema korupsi,86 . Novel pertamanya, Entrok ,
dibacakan dalam Utan Kayu – Salihara InternationalLiterary Biennale
2011 Entrok berkisah tentang pertentangan keyakinanantara dua
generasi dan kesewenang-wenangan militer masa Orde Baru.
Maryam adalah novel ketiganya. Selain menulis novel, ia juga menulis
lagu.Berangkat dari kecintaan merangkai kata-kata, ia menulis lirik.
Kemudiandengan pianonya ia rangkai nada, mengiringi lirik yang
ditulisnya.“Terbangkan Mimpi” adalah album pertama yang berisi delapan lagu ciptaannya.
Okky
lahir di Magetan, 30 Oktober 1984. Menghabiskan masa kecilhingga SMA di kota
tersebut lalu kuliah di jurusan Hubungan InternasionalUniversitas Gajah Mada. Sekarang
tinggal di Jakarta.
B.Sinopsis
Novel Maryam
Terlahir
sebagai seorang Ahmadiyah yang selama ini dipandang sesatoleh masyarakat
tidaklah mudah. Hidup yang penuh dengan banyak kejadiantidak menyenangkan dan
segala bentuk penghinaan. Maryam, menjalani hari-harinya dengan berat. Meskipun
akhirnya ia harus berusaha tegarmenghadapinya dan menerima dirinya sebagai
seorang Ahmadi meskipunakhirnya ia bimbang.
Beban
kehidupan itu dimulai dari penghinaan masyarakat terhadapFatimah, adik Maryam
yang menerima perlakuan buruk dari pihak sekolahnyakarena dianggap sebagai
penganut aliran sesat. Maryam yang telah lulussekolah menengah, akhirnya
memutuskan kuliah jauh dari Lombok, yaitu diSurabaya. Ia lalu jatuh cinta
dengan Alam Syah saat berada di Jakarta.
Hubungan
Maryam dengan Alam tidak direstui oleh kedua orangtuanya. Maryam nekad tetap
menikah dengan Alam dan meninggalkankeluarganya, tetapi pernikahan itu tak
berlangsung lama. Sikap Ibu Alam yangsinis kepada Maryam dan sikap Alam yang
tidak tegas akhirnyamembuyarkan semua cinta Maryam.
Pernikahan
tanpa anak itu akhirnya kandas dan Maryam memilihkembali ke Lombok, walaupun
berat ia memberanikan dirinya. Keluarganyamenerima kembali kedatangan Maryam
dengan tangan terbuka. Merekamenganggap Maryam telah kembali pada kodratnya
sebagai seorang Ahmadi.Tak lama kemudian, Maryam dijodohkan lagi dengan Umar
dan merekamenikah.
Perlahan-lahan,
Maryam dan Umar saling mencintai dan menyayangi.Rumah tangga mereka harmonis.
Hingga suatu hari ada penyerangan terhadaporang-orang Ahmadi yang menyebabkan
mereka harus mengungsi ke GedungTransito selama beberapa tahun. Maryam yang
muak dengan perlakuandemikian, akhirnya memberontak tetapi sayang,
perjuangannya tidakmendapat tanggapan apapun dari pemerintah.
C. Unsur Intrinsik Novel Maryam
Pada umumnya, para
ahli membagi unsur intrinsik dalam prosa rekaanatas alur (plot), tokoh, watak,
penokohan, latar cerita (setting ), titik pandang(sudut pandang),
gaya bahasa, amanat, dan tema. Siswanto menambahkan satu unsur lagi, yaitu gaya
penceritaan. Berikut akan diuraikan secara singkat unsurintrinsik
.
1.Tema
Tema
adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperansebagai pangkal tolak
pengarang dalam memaparkan karya rekaan yangdiciptakannya.Tema yang terdapat
dalam novel Maryam ialah perjuangan hidup orang-orang Ahmadiyah yang terpinggirkan darimasyarakat.
2.Latar/Setting
Latar adalah segala
keterangan mengenai waktu, ruang, dansuasana terjadinya lakuan dalam karya
sastra. Deskripsi latar dapat bersifatfisik, realistis, dokumenter, dapat pula
deskripsi perasaan.
a.Latar tempat
1) Gerupuk,
merupakan salah satu latar tempat dalam novel ini.Gerupuk digambarkan berada di
pinggir pantai, dengan ombak tinggiyang akhirnya membuat banyak wisatawan
berkunjung ke sana.Tokoh Maryam banyak menghabiskan hidupnya tinggal di
sini.Gerupuk hanyalah kampung kecil di sudut
timur pesisir selatan Lombok.nyaris tak dikenal. (Madasari,2013:41).
2) Gegerung,
merupakan latar yang juga banyak muncul di dalamnovel. Gegerung adalah tempat
tinggal kebanyakn orang Ahmadi,termasuk keluarga Maryam setelah mereka
mengalami pengusiran diGerupuk. Meski terpisah dari rumah-rumah penduduk
lain,tanah yang dihuni orang-orang Ahmadi itu termasukkampung Gegerung.
(Madasari, 2013:83)
3) Bandara
Selaparang, tempat pesawat Maryam mendarat.
4) Surabaya,
tempat Maryam kuliah.
5) Jakarta,
tempat Maryam bekerja dan bertemu dengan Alam hinggaakhirnya menikah.
6) Sumbawa
7) Bali
b.Latar waktu Pada novel Maryam
Cerita
dimulai dari Januari 2005 hinggaJanuari 2011. Perjalanan hidup Maryam juga
disebutkan, misalnyatahun ia lulus sekolah, kuliah, hingga saat berada
dipengungsian. Latarwaktu lainnya, yaitu Januari 2005, Oktober 1997, tahun
1993, awaltahun 2000, bulan terakhir tahun 1995, Juni 2008, dan Januari 2011.
c. Latar
suasana
Suasana yang
terdapat dalam novel Maryam, antara lain:
1) Menegangkan,
terjadi saat Maryam berusaha menemui keluarganyayang telah lama ia tinggalkan
sejak ia menikah dengan Alam.
2) Mengharukan,
terjadi saat keluarga Maryam menerima dengan tangan terbuka kedatangan Maryam
kembali dalam rumah mereka.Tangis ibunya dan adiknya pecah yang menandakan ada
sebuahkebahagiaan dalam hati saat Maryam kembali.
3) Mencekam,
terjadi saat kaum Ahmadi mengalami pengusiran, diGerupuk ataupun di Gegerung.
Pengusiran yang dilakukan paksa dan perlakuan yang tidak pantas membuat
suasana tidak kondusif lagi.
4) Menyedihkan,
terjadi saat Maryam memutuskan pergi darikeluarganya dan memilih Alam, saat
terjadi pengusiran kaumAhmadi, saat ada seorang nenek Ahmadi meninggal dunia,
saatAyah Maryam meninggal dunia dan proses pemakamannya yangsulit.
3. Alur
Menurut
Abrams, alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk olehtahapan-tahapan
peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yangdihadirkan oleh para pelaku dalam
suatu cerita. Alur yang digunakan pada novel Maryam ini adalah alur
campuran. Cerita awalnya adalah kisahhidup Maryam di masa lalu (flashback )
sebelum ia meninggalkan rumahdan keluarganya. Lalu alur berganti maju saat
narator menceritakankehidupan Maryam setelah kembali di tengah keluarganya dan
menjalanihidup yang tidak terduga.
a. Pengenalan
Pengenalan
pada novel Maryam dimulai dari perjalanankembalinya Maryam ke
kampung halamannya untuk menemuikeluarganya setelah lima tahun berpisah.
Perceraian dengan Alam yangakhirnya membuatnya kembali dan mengingat keluarga
yang akanselalu menerimanya. Ingatan-ingatan masa lalu muncul dalam
benakMaryam, mulai dari saat ia bersekolah SMA dan akhirnya
melanjutkan pendidikan ke Universitas Airlangga, Surabaya.Januari 2005 Apa
yang diharapkan orang yang terbuang pada sebuah kepulangan? Ucapan maaf,
ungkapan kerinduan, atau tangiskebahagiaan?...Sudah lewat lima tahun sejak
terakhir kali iamenginjakkan kaki di pulau ini. (Madasari, 2013:13)
Sepenuh hati
Maryam datang ke pengadilan agamameminta perceraian. (Madasari, 2013:15)
b. Tahap Pemunculan Konflik (masalah)
Setelah
pengenalan cerita, maka pada tahap pemunculan konflikdigambarkan saat Maryam
berkuliah dan tinggal jauh dari orangtuanya. Ia tinggal di Surabaya bersama Pak
Zul dan Bu Zul. Perkenalandengan pemuda Ahmadi bernama Gamal membuat Maryam
gembira,tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Sikap Gamal mulai berubah
dan berpaling dari Ahmadi yang dianggap sesat. Gamal tentu juga
berpalingdari Maryam. Kesedihan dalam hati Maryam membuatnya sedikitmenutup
diri. Hingga ia bertemu dengan Alam Syah yang akhirnyamampu membuat hidupnya
bangkit lagi dan ia berhasil melupakanGamal.
Keduanya
memang tak pernah membicarakan soal pacaran, apalagi pernikahan.
Masing-masing merasa cukup tahusatu sama lain. (Madasari,
2013:25)Baru kemudian, ketika Alam datang, Maryam kembalimerasakan apa yang
dirasakannya sat mulai dekat dengan Gamal…Maryam jatuh cinta…ia tak mau lagi
mengulang masa-masa kehampaan yang melelahkan ketika kehilangan
Gamal.(Madasari, 2013:32)
c. Tahap Peningkatan Konflik
Maryam
akhirnya menikah dengan Alam melalui seorang walinikah. Pernikahan itu tidak
direstui orang tua Maryam, karena akhirnyaMaryam memutuskan untuk keluar dari
ajaran Ahmadi dan mengikutikeyakinan Alam. Pernikahan itu akhirnya tumbang.
Maryam kembalimenyusuri kampung halamannya, mencari keberadaan
keluarganya.Hingga ia mengetahui kejadian buruk yang menimpa keluarganya saatia
meninggalkan mereka. Rasa bersalah menggelayuti hati Maryam. Ialalu mendatangi
rumah keluarganya yang baru dengan penuh ketakutan.
Kesedihan dan
kegamangan mengantui setiap langkahnya untukkembali.Pada akhir tahun 2000,
seorang wali nikah dari KantorUrusan Agama menikahkan mereka. Maryam sah
menjadi isriAlam. Ia jadikan Alam sebagai satu-satunya imam dan panutan…hingga akhirnya
hari ini ia benar-benar kembali pulang. (Madasari, 2013:40-41)
…Maryam gugup
tiba-tiba. Ia berdiri. Sedikittersenyum. Bingung hendak berkata apa. Di dalam
hati Maryam terbesit sedikit rasa takut….(Madasari, 2013:64)
d. Tahap Klimaks
Pernikahan
Maryam dan Umar akhirnya terlaksana. Pernikahanuntuk membahagiakan orang tua
mereka lalu berubah
menjadi pernikahan yang penuh cinta. Hingga Maryam mengandung buahcintanya
dengan Umar. Saat mereka menggelar pengajian
empat bulanan kehamilan Maryam, rumah mereka diserbu oleh warga yangmelempar
batu dari kejauhan. Kerusuhan akhirnya pecah dan
semua pengikut Ahmadi yang datang akhirnya mengungsi. Dengan terpaksamereka
harus tinggal di Gedung Transito. Usaha untuk
meminta perhatian dari Gubernur dan Dinas Sosial sia-sia. Mereka tidakmelakukan
apapun, hanya mengirimkan pasokan makanan
setiap bulannya. Fatimah lalu menikah dengan seorang lelaki yang bukanAhmadi
dengan Umar sebagai walinya. Beberapa saat kemudian,Maryam dan seluruh pengikut
Ahmadi menerima kabar meninggalnyaPak Khairuddin dalam sebuah kecelakaan.
Pemakamannya ditolak olehwarga, hingga mereka harus memakamkan di tempat
lain.Bersama seseorang yang awalanya dinikahi hanya untuk membahagiakan
ibunya…cintanya pada Maryam akan tumbuh sedikit demi sedikit, semakin kuat dan
indah seiring hari yang bertambah. (Madasari, 2013:180-181).
Pintu rumah
ditutup rapat. Ibu Maryam mengunci diridari dalam. Hanya laki-laki yang ada di
luar. Batu-batu dilempar begitu saja. (Madasari, 2013:225)
Wajah ketiga
tamu Gubernur itu marah mendengar kata-kata Gubernur. Mulut mereka terkunci.
Tapi sorot mata mereka bicara banyak. Kemarahan dan sakit hati. (Madasari,
2013:249)
Kabar kematian
Pak Khairuddin bergerak cepat keorang-orang di Transito….(Madasari, 2013:260).
e. Tahap Pemecahan Masalah
Suasana
pengungsian semakin penuh sesak. Maryam akhirnyamembawa ibunya ke rumah dengan
alasan kondisi Gedung Transitoyang semakin sempit. Meskipun mereka masih
tinggal di GedungTransito, mereka tidak pernah lupa mengadakan pengajian dan
salat bersama. Pengikut Ahmadi lain yang memiliki penghasilan mulai
hidupmandiri, karena bantuan dari Dinas Sosial semakin berkurang. Semakinlama,
wartawan semakin sering mengunjungi Gedung Transito, untukmenanyakan hal yang
sama, yaitu kejadian pengusiran dan kondisi di pengungsian.Juni 2008Gedung
Transito kian hari kian sesak. Barang-barang bertambah: baju dan aneka
perkakas. (Madasari, 2013:266)Pengajian rutin selalu diadakan pada Jumat sore…bantuan
bahan makanan dari Dinas Sosial kini semakin berkurang….(Madasari,
2013:267)
…banyak
wartawan datang ke Transito.(Madasari,2013:269)
f. Tahap Penyelesaian
Novel ini ditutup dengan epilog yang dinaratori oleh Maryam.Maryam
yang mengirimkan sebuah surat sebagai kritik atas sikap acuhtak acuh Gubernur
dan pemerintah kepada pengikut Ahmadi selama ini.
Kehidupan
pengikut Ahmadi di Gedung Transito masih tetap sepertisebelumnya. Harapan
Maryam adalah keadilan dapat ditegakkan.Januari 2011Saya Maryam Hayati.Ini
surat ketigayang saya kirim ke Bapak. Semoga suratsaya kali ini bisa mendapat
tanggapan. (Madasari, 2013:273)Kami mohon keadilan. Sampai kapan lagi kami
harusmenunggu? (Madasari, 2013:275)
4. Tokoh dan Penokohan
Menurut
Aminuddin, penokohan adalah cara sastrawanmenampilkan tokoh pada suatu cerita.
Tokoh-tokoh
yang terdapat dalam novel Maryam
, yaitu:
a. Maryam
Maryam adalah
tokoh utama wanita dalam novel yang jugamenjadikan namanya sebagai judul.
Maryam adalah sosok wanita yangcerdas, tegar, kuat, keras kepala, namun ia juga
seorang wanita biasayang ramah, penyayang, lembut dan perasa. Maryam awalnya
adalahseorang Ahmadi yang baik, hingga akhirnya ia keluar dari Ahmadi
saatmenikah dengan Alam secara diam-diam.
…Maryam, gadis
yang cerdas dan ramah. (Madasari,2013:24)
Maryam menikah
dengan Alam tanpa memberitahuorangtuanya lagi. Semua sudah jelas, pikirnya.
(Madasari,2013:40)
Buru-buru ia
masuk kamar yang ditunjukkanresepsionis. Menangis sendiri sepuasnya,
sekeras-kerasnya.(Madasari, 2013:61)
b. Pak Khairuddin
Pak
Khairuddin adalah sosok ayah yang sangat luar biasa.Dengan sikapnya yang tegas
dan cukup keras, namun ia juga seorangayah yang penyayang. Ia juga peduli
terhadap orang lain dan pribadiyang mandiri.Maryam ingat bapaknya selalu
menyumbang banyak.Sudah sepatutnya bagi orang yang punya usaha sendiri hingga bisa membeli pikap…Bapak dan ibu Maryam memberikan
dengan penuh keikhlasan, katanya untuk tabungan akhirat.(Madasari, 2013:64)
c. Bu khairuddin
Bu Khairuddin
adalah ibu yang lembut, penyayang dan penuhdengan cinta kasih. Ia selalu
membela kedua anaknya dan maumenerima segala kesalahan lalu memaafkan mereka.
Ia juga orang yang peduli terhadap sesama.
Lalu ibu Maryam
dengan lembut bertanya…(Madasari,2013:18)
…ibu Maryam
juga kerap membawa makanan, buah atau apa saja yang bisa dibagi-bagikan.
(Madasari, 2013:64)
d. Umar
Umar adalah
anak Pak Ali dan Bu Ali. Umar adalah seoranganak yang penurut, pekerja keras,
dan penyayang. Hal ini dapat dilihatsaat ayahnya meninggal dunia, Umar menemani
ibunya di rumah danmeneruskan usaha ayahnya yang akhirnya semakin maju.Bersama
seseorang yang awalanya dinikahi hanya untukmembahagiakan ibunya. (Madasari,
2013:180)
Umar…merengkuh
kembali Maryam dalam pelukannya.(Madasari, 2013:182)
e. Pak Zulkhair
Sosok Pak
Zulkhair adalah orang yang bijaksana, penyabar, danoantang menyerah. Hal ini
dilihat dari cara Pak Zul
menghadapi berbagai serangan yang ditujukan kepada pengikut Ahmadi yangdipimpinnya.Zulkhair
melarang. Ia menenangkan Pak Khairuddin.Membujuk agar tak termakan amarah.
(Madasari, 2013:76-77)
f. Alam
Alam
digambarkan sebagai seorang laki-laki yang tidak tegasdalam mengambil
keputusan. Semua keputusannya bergantung padasang ibu. Meskipun demikian, Alam
juga sosok yang penyayang dan perhatian.
g. Fatimah
Fatimah adalah
adik Maryam satu-satunya. Fatimah memilikisikap yang baik dan penurut, walaupun
pada akhirnya ia tetap bersikeras menikah dengan lelaki non-Ahmadi.
h. Pak Ali dan Bu Ali
Pak Ali dan Bu
Ali adalah orang tua Umar. Bu Ali adalah sosokseorang wanita yang penyayang. Ia
juga sangat menyayangi Maryam,layaknya anaknya sendiri.
i. Pak Zul dan Bu Zul
Pak Zul dan Bu
Zul adalah kerabat orang tua Maryam
yang berada di Surabaya. Mereka menjadi wali Maryam ketika Maryam bersekolah
dan kuliah di Surabaya.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang
adalah tempat sastrawan memasang ceritanya. Daritempat itulah sastrawan
bercerita tentang tokoh, peristiwa, tempat, waktu dengan gayanya sendiri.
Sudut pandang
yang digunakan pada novel Maryam adalah sudut pandang orang ketiga serba
tahu. Hal ini dapatdilihat dari penggunaan nama Maryam, Umar, Alam, dan
tokoh-tokoh lainsebagai narator cerita. Selain itu, narator juga menggunakan
kata Ia.
6. Amanat
Amanat adalah
gagasan yang mendasari karya sastra; pesan yangingin disampaikan pengarang
kepada pembaca atau pendengar.
.Amanatyang
dapat diambil dari novel Maryam adalah sikap saling
menghargai, bertoleransi, menerima, dan tidak bersikap sewenang-wenang.
E. Feminisme dalam novel Maryam
Feminisme lahir
awal abad ke 20, yang dipelopori oleh Virginia Woolf dalam bukunya yang
berjudul A Room of One’s Own (1929). Secara etimologis feminis berasal dari
kata femme (woman), berarti perempuan yang bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan (jamak),
sebagaikelas sosial.
Ideologi feminis bertujuan untuk
mengimbangi ketidaksetaraanantar jenis kelamin dan menyerang kekuasaan
patriarkhal dengan merebutkembali identitas serta seksualitas perempuan dari
kaum pria. Feminisme mengarahkan perempuan untuk menjadi subyek yang sadar akan
identitasseksual dan jendernya.
Budianta
mengartikan feminisme sebagai suatu kritik ideologisterhadap cara pandang yang
mengabaikan permasalahan ketimpangan danketidakadilan dalam pemberian peran dan
identitas sosial berdasarkan perbedaan jenis kelamin.
Teori feminis sebagai alat kaum
wanita untukmemperjuangkan hak-haknya, erat berkaitan dengan konflik kelas
ras,khususnya konflik gender. Dalam teori sastra kontemporer, feminismerupakan
gerakan perempuan yang terjadi hampir di seluruh dunia. Gerakanini dipicu oleh
adanya kesadaran bahwa hak-hak kaum perempuan samadengan kaum laki-laki.
Keberagaman
dan perbedaan objek dengan teori dan metodenyamerupakan ciri khas studi
feminis. Dalam kaitannya dengan sastra, bidangstudi yang relevan, diantaranya:
tradisi literer perempuan,
pengarang perempuan, pembaca perempuan, ciri-ciri khas bahasa perempuan, tokoh-tokoh
perempuan, dan sebagainya.
Pada
novel Maryam karya Okky Madasari, terlihat penggambaransosok Maryam yang kuat
dan mandiri. Sebagai seorang wanita, Maryammengenyam pendidikan hingga ke
tingkat Perguruan Tinggi di Surabaya,walaupun ia hanya berasal dari desa kecil
di pinggir pantai. Di Surabaya,Maryam hidup mandiri, meskipun ia tinggal
bersama kerabat ayahnya, tetapi ia tidak pernah merepotkan walinya itu. Ia
bersikap layaknya seorang anakyang perlu membantu pekerjaan orang tuanya.
Maryam
yang cerdas akhirnya mampu menjadi wanita karir yangsukses dengan penghasilan
yang cukup besar. Kemandiriannya juga terlihatsaat ia hidup di Jakarta. Ia
mengurus semuanya sendiri tanpa bergantung padaorang lain. Keberhasilan Maryam
saat merantau ke kota lain, tentu membuatkeluarganya sangat bangga, terutama
kedua orang tuanya. KepulanganMaryam ke Lombok yang sangat jarang juga
dimaklumi oleh kedua orangtuanya. Mereka sudah cukup senang karena Maryam
bahagia.
Dua
puluh empat tahun usia Maryam saat itu. Baru pindah keJakarta setelah tamat
kuliah di Surabaya. Baru menikmati punya penghasilan sendiri, yang jumlahnya paling besar disbanding teman-teman
kuliah seangkatan, dua juta rupiah. (Madasari, 2013:16).
Pertemuan
Maryam dengan Alam membuat mereka saling jatuh cinta.Mereka lalu menikah tanpa
restu dari orang tua Maryam. Maryam mengikutikeyakinan Alam dan keluar dari
keyakinannya sebagai seorang Ahmadi.Maryam lebih memilih Alam dan memberontak
dari orang tuanya. Ia pergidan tak pernah kembali. Sikap keras kepala Maryam
ini pula yangmembuatnya menyesal saat pernikahannya dengan Alam kandas.
Pernikahannya
tidak hanya antara ia dan Alam, tetapi juga dengan ibuAlam. Ibunya selalu ikut
campur dalam rumah tangga mereka. Hal itu tentumembuat Maryam muak. Puncak
kemarahan Maryam adalah saat ibu Alamterus menerus menyinggung soal anak.
Kebanyakan perempuan yang sudahmenikah dan belum memiliki anak tentu akan
dihantui pertanyaan-pertanyaanseperti menuduh dari lingkungan sekitarnya.
Banyak
pandangan negatif dari masyarakat yang akan melekat
pada perempuan itu, jika telah lama menikah dan belum juga memiliki anak.Padahal,
hal itu sangatlah tidak logis. Tuntutan bahwa perempuan harus bisamenghasilkan
anak memanglah nyata adanya.Jika pasangan suami istri belum juga memiliki anak, tentu perempuanlah yang menjadi terdakwanya, meskipun bisa saja hal itu terjadi karena sang suami yang memiliki
masalahatau memang Tuhan belum memberikan mereka keturunan.
Hal
itu juga terlihat dalam pernikahan Maryam dan Alam. Pernikahan mereka yang
belum juga memiliki anak lalu memunculkan berbagai asumsidari keluarga Alam.
Maryam dan Alam akhirnya rutin bercinta agar bisa cepatmemiliki anak. Bercinta
itu seperti menjadi sebuah kewajiban agar ibu Alam tidak terus-menerus
berbicara.
Tapi
pertanyaan-pertanyaan ibu Alam seperti tuduhan. Setiaphari ia merasa
dikejar-kejar. Harga diri dan egonya tertantang.Sekarang ia ingin segera punya
anak. Hanya supaya bisa memberikan bukti kepada ibu Alam. (Madasari,
2013:117).
Perlahan-lahan,
pernikahan Maryam dan Alam semakin hambar.Pertengkaran di antara mereka semakin
sering terjadi. Maryam juga
pernah bertengkar dengan ibu Alam. Maryam semakin merasa tidak nyaman dengansemua
kondisi ini. Ia ingin bebas. Ia ingin menyelamatkan dirinya dari kondisiyang
sangat buruk ini. Melepaskan diri dari segala ikatan dan tuntutan
sebagaiseorang istri yang harus mengikuti apa yang dikatakan oleh suami
danmelahirkan seorang anak agar bisa dikatakan sebagai wanita sejati.Ketika
segala kecewa, kemarahan, sakit hati, dan rasa lelah sudah tak bisa lagi
ditoleransi…Ketika ia merasa harusmenyelamatkan dirinya sendiri, sebelum
akhirnya menjadi mayathidup yang tinggal menunggu untuk benar-benar mati.
(Madasari,2013:127).
Maryam
menyiapkan diri untuk kembali hidup mandiri tanpa seorang suami. Keyakinannya
itu yang akhirnya membulatkan tekad untuk pergi kePengadilan Agama.Selama ini
Maryam menyimpan penghasilannya untuk dirinyasendiri. Dalam urusan keuangan,
tak akan ada bedanya antara hidupsebelum menikah, selama menikah, dan setelah
bercerai. (Madasari,2013:127-128).
Pernikahan
yang gagal membawa Maryam kembali ke kampunghalamannya. Tinggal bersama kedua
orang tuanya dan adiknya. Hingga iamenikah lagi dengan seorang pemuda Ahmadi
bernama Umar.Pernikahannya kali ini dirasakan lebih bahagia daripada
pernikahansebelumnya bersama Alam. Ia merasa tak ada lagi pengekangan
ataupuntuduhan tentang seorang wanita sejati yang harus menjadi ibu rumahtangga
dan menghasilkan anak.
Kisah
hidup Maryam kembali diuji ketika banyak warga yangingin mengusir pengikut
Ahmadi yang sedang melakukan pengajian dirumah ayahnya. Maryam dengan keras
menolak sikap tersebut.Sebelumnya ia juga bertengkar dengan orang-orang yang ia
anggapmenjelek-jelekkan Ahmadi. Dengan lantang ia menyuarakan pendapatnyatanpa
berpikir siapa lawan bicaranya.
Maryam
kembali menunjukkan diri saat Gubernur menolakmembantu Ahmadi dan justru
menyalahkan. Maryam ikut melakukansesuatu untuk para Ahmadi lain. Ia mendatangi
kantor Gubernur bersamaUmar dan Pak Zul meminta keadilan. Keberaniannya sebagai
seorangwanita sudah tidak diragukan lagi. Dengan lantang ia meminta
keadilanuntuk para pengikut Ahmadi.
“Tak
ada salahnya mencoba lagi Pak. Saya dan Umar
kalau boleh ingin ikut juga ke sana,” kata Maryam sambil melirik
suaminya. (Madasari, 2013:246)
“Maaf,
Pak Gub, jadi bagaimana nasib kami yang di
Transito ini?
kapan bisa kembali ke rumah kami?” Tanya Maryam.Ia memotong cerita Gubernur.
(Madasari, 2013:248)
Ketegasan
Maryam juga muncul saat ia tidak mendapat tanggapandan terus berusaha memperjuangkan
hak para pengikut Ahmadi.Sampai pada saat ia mengetahui ayahnya meninggal dan dilarang dikubur olehwarga,
ia tetap meminta keadilan. Ia dengan tegas menyuarakan haknya tanpa
mempedulikan orang-orang yang menentangnya. Hingga pada akhircerita, Maryam
tetap kukuh meminta keadilan kepada pihak-pihak yangsudah berbuat
sewenang-wenang kepada para pengikut Ahmadi. Iamenuliskan sebuah surat yang
sangat jelas berisi suara hatinya.
Dengan berani ia membela dirinya, keluarganya, dan para pengikut Ahmadi yangtelah
tertindas.
BAB III
PENUTUPAN
A. Simpulan
Pada makalah
ini dapat disimpulkan analisis unsur intrinsik yangterdapat pada novel Maryam
karya Okky Madasari, yaitu:
1.Tema yang
terdapat dalam novel Maryam ialah perjuangan hidup orang-orang Ahmadiyah
yang terpinggirkan dari masyarakat.
2. Latar tempat
berada di Gerupuk, Gegerung, Surabaya, Jakarta. Latar waktuyang paling menonjol
adalah Januari 2005 sampai Januari 2011.
3. Alur yang
terdapat dalam novel Maryam ialah alur campuran.
4.Tokoh terdapat
dalam novel Maryam ialah Maryam, Pak Khairuddin, Bukhairuddin,
Umar, Pak Zulkhair, Alam, Fatimah, Pak Ali dan Bu Ali, PakZul dan Bu Zul.
5. Sudut
pandang yang digunakan dalam novel Maryam ialah sudut pandangorang
ketiga serba tahu.
6.Amanat yang dapat
diambil dari novel Maryam adalah sikap salingmenghargai, bertoleransi,
menerima, dan tidak bersikap sewenang-wenang.Simpulan dari sisi feminismenya
ialah Maryam sejak muda sudahhidup bisa hidup mandiri. Ia tidak bergantung
kepada orang lain.
Dan berhasil membuktikan diri menjadi seorang wanita karir yang sukses. Iaingin
dirinya tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain, terutama olehlaki-laki.
Selain itu, sikap tegas Maryam dapat dilihat dari ketegasannyasaat menjalin
rumah tangga dengan Alam. Sikap Alam yang labil dan tidakmandiri, perlahan
membuat Maryam jenuh dan memutuskan untuk berceraidari Alam. Setelah itu,
Maryam kembali hidup mandiri denganpenghasilannya sendiri tanpa merepotkan
orang lain ataupun meminta harta bersama dari pernikahannya dengan Alam.
Pada
akhir cerita juga digambarkan cukup jelas, Maryam yang dengan tegas membantu
memperjuangkan hak-hak para pengkut Ahmadilainnya. sikapnya yang menentang
Gubernur memunculkananggapan bahwa ia adalah seorang wanita kuat dan berani. Tanpa ragu sedikitpun,Maryam
menuntut keadilan kepada orang-orang yang dengan sengajamengabaikan pengikut
Ahmadi yang berada di pengungsian begitu saja.
DAFTAR PUSTAKA
Budianta,
Melani dkk,Membaca Sastra Magelang: Indonesiatera, cet.III. 2006
Kutha Ratna,
Nyoman.Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Denpasar:Pustaka
Pelajar. 2004
Madasari, Okky.Maryam
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar