Sabtu, 10 Juni 2017

M.ABDI ARISMUNANDAR


#TugasIndividu


Analisis Feminisme Novel Maryam Karya Oki Mandasari

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya sastra dibuat dengan sifatnya yang tidak hanya menyenangkan,tetapi juga bermanfaat. Karya sastra yang bermanfaat tentu akan memberikan banyak pelajaran hidup melalui cerita-ceritanya yang dibuat tersirat ataupuntersurat. Hal ini banyak saya temukan dalam novel Maryam karya OkkyMadasari. Pengalaman hidup yang berat dan perjuangan para tokohnya dalammenjalani masalahnya menjadi inspirasi dan pembelajaran tersendiri untuksaya.
Okky, saya anggap berhasil menggugah empati saya tehadap kaumAhmadi yang selama ini tidak banyak saya ketahui.Kisah yang digambarkan terasa begitu nyata dan cukup menguras perasaan saya, terutama saat Okky menggambarkan penderitaan dan penghinaan yang dialami kaum Ahmadi pada beberapa bab terakhir dalam novel Maryam
Keyakinan adalah hak setiap orang. Orang lain mungkin dapatmenganggap suatu keyakinan sesat, tetapi cara mengatasinya bukan dengankekerasan ataupun sikap tidak menyenangkan lainnya. Pesan itulah yangakhirnya membuat saya tertarik untuk menganalisis novel Maryam.
            Dengan menggunakan teori feminisme.Analisis ini akan banyak menyorot kehidupan tokoh wanita utamanyasekaligus yang menjadi judul novel ini, yaitu Maryam dalam menjalanikehidupannya. Jalan hidup Maryam yang berat dan cara ia mengatasi segalamasalah yang ia hadapi cukup membuktikan bawa dirinya adalah seorangwanita tegar. Selain itu, saya akan membuat analisis unsur intrinsik novel  Maryam, agar dapat mengetahui secara lebih mendalam isi cerita dan pesanyang disampaikan Okky melalui Maryam

B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana unsur intrinsik dari novel Maryam karya Okky Madasari?
2.Bagaimana feminisme dari tokoh Maryam dalam novel Maryam karyaOkky Madasari?

C. Tujuan Penulisan
1.Mengetahui unsur intrinsik dari novel Maryam karya Okky Madasari.
2.Mengetahui feminisme dari tokoh Maryam dalam novel Maryam karyaOkky Madasari.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Okky Madasari 
Okky Madasari masuk dalam lima besar anugerah sastra KhatulistiwaAward 2011 untuk novelnya yang mengangkat tema korupsi,86 . Novel pertamanya, Entrok , dibacakan dalam Utan Kayu – Salihara InternationalLiterary Biennale 2011 Entrok berkisah tentang pertentangan keyakinanantara dua generasi dan kesewenang-wenangan militer masa Orde Baru.
Maryam adalah novel ketiganya. Selain menulis novel, ia juga menulis lagu.Berangkat dari kecintaan merangkai kata-kata, ia menulis lirik. Kemudiandengan pianonya ia rangkai nada, mengiringi lirik yang ditulisnya.“Terbangkan Mimpi” adalah album pertama yang berisi delapan lagu ciptaannya.
Okky lahir di Magetan, 30 Oktober 1984. Menghabiskan masa kecilhingga SMA di kota tersebut lalu kuliah di jurusan Hubungan InternasionalUniversitas Gajah Mada. Sekarang tinggal di Jakarta.
B.Sinopsis Novel Maryam 
Terlahir sebagai seorang Ahmadiyah yang selama ini dipandang sesatoleh masyarakat tidaklah mudah. Hidup yang penuh dengan banyak kejadiantidak menyenangkan dan segala bentuk penghinaan. Maryam, menjalani hari-harinya dengan berat. Meskipun akhirnya ia harus berusaha tegarmenghadapinya dan menerima dirinya sebagai seorang Ahmadi meskipunakhirnya ia bimbang.
Beban kehidupan itu dimulai dari penghinaan masyarakat terhadapFatimah, adik Maryam yang menerima perlakuan buruk dari pihak sekolahnyakarena dianggap sebagai penganut aliran sesat. Maryam yang telah lulussekolah menengah, akhirnya memutuskan kuliah jauh dari Lombok, yaitu diSurabaya. Ia lalu jatuh cinta dengan Alam Syah saat berada di Jakarta.
Hubungan Maryam dengan Alam tidak direstui oleh kedua orangtuanya. Maryam nekad tetap menikah dengan Alam dan meninggalkankeluarganya, tetapi pernikahan itu tak berlangsung lama. Sikap Ibu Alam yangsinis kepada Maryam dan sikap Alam yang tidak tegas akhirnyamembuyarkan semua cinta Maryam.
Pernikahan tanpa anak itu akhirnya kandas dan Maryam memilihkembali ke Lombok, walaupun berat ia memberanikan dirinya. Keluarganyamenerima kembali kedatangan Maryam dengan tangan terbuka. Merekamenganggap Maryam telah kembali pada kodratnya sebagai seorang Ahmadi.Tak lama kemudian, Maryam dijodohkan lagi dengan Umar dan merekamenikah.
Perlahan-lahan, Maryam dan Umar saling mencintai dan menyayangi.Rumah tangga mereka harmonis. Hingga suatu hari ada penyerangan terhadaporang-orang Ahmadi yang menyebabkan mereka harus mengungsi ke GedungTransito selama beberapa tahun. Maryam yang muak dengan perlakuandemikian, akhirnya memberontak tetapi sayang, perjuangannya tidakmendapat tanggapan apapun dari pemerintah.
C. Unsur Intrinsik Novel Maryam 
            Pada umumnya, para ahli membagi unsur intrinsik dalam prosa rekaanatas alur (plot), tokoh, watak, penokohan, latar cerita (setting ), titik pandang(sudut pandang), gaya bahasa, amanat, dan tema. Siswanto menambahkan satu unsur lagi, yaitu gaya penceritaan. Berikut akan diuraikan secara singkat unsurintrinsik 
.
 1.Tema
Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperansebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yangdiciptakannya.Tema yang terdapat dalam novel Maryam ialah perjuangan hidup orang-orang Ahmadiyah yang terpinggirkan darimasyarakat.
2.Latar/Setting 
            Latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dansuasana terjadinya lakuan dalam karya sastra. Deskripsi latar dapat bersifatfisik, realistis, dokumenter, dapat pula deskripsi perasaan.
a.Latar tempat
1) Gerupuk, merupakan salah satu latar tempat dalam novel ini.Gerupuk digambarkan berada di pinggir pantai, dengan ombak tinggiyang akhirnya membuat banyak wisatawan berkunjung ke sana.Tokoh Maryam banyak menghabiskan hidupnya tinggal di sini.Gerupuk hanyalah kampung kecil di sudut timur pesisir selatan Lombok.nyaris tak dikenal. (Madasari,2013:41).
2) Gegerung, merupakan latar yang juga banyak muncul di dalamnovel. Gegerung adalah tempat tinggal kebanyakn orang Ahmadi,termasuk keluarga Maryam setelah mereka mengalami pengusiran diGerupuk. Meski terpisah dari rumah-rumah penduduk lain,tanah yang dihuni orang-orang Ahmadi itu termasukkampung Gegerung. (Madasari, 2013:83)
3) Bandara Selaparang, tempat pesawat Maryam mendarat.
4) Surabaya, tempat Maryam kuliah.
5) Jakarta, tempat Maryam bekerja dan bertemu dengan Alam hinggaakhirnya menikah.
6) Sumbawa
7) Bali
b.Latar waktu Pada novel Maryam
Cerita dimulai dari Januari 2005 hinggaJanuari 2011. Perjalanan hidup Maryam juga disebutkan, misalnyatahun ia lulus sekolah, kuliah, hingga saat berada dipengungsian. Latarwaktu lainnya, yaitu Januari 2005, Oktober 1997, tahun 1993, awaltahun 2000, bulan terakhir tahun 1995, Juni 2008, dan Januari 2011.
c. Latar suasana
Suasana yang terdapat dalam novel Maryam, antara lain:
1) Menegangkan, terjadi saat Maryam berusaha menemui keluarganyayang telah lama ia tinggalkan sejak ia menikah dengan Alam.
2) Mengharukan, terjadi saat keluarga Maryam menerima dengan tangan terbuka kedatangan Maryam kembali dalam rumah mereka.Tangis ibunya dan adiknya pecah yang menandakan ada sebuahkebahagiaan dalam hati saat Maryam kembali.
3) Mencekam, terjadi saat kaum Ahmadi mengalami pengusiran, diGerupuk ataupun di Gegerung. Pengusiran yang dilakukan paksa dan perlakuan yang tidak pantas membuat suasana tidak kondusif lagi.
4) Menyedihkan, terjadi saat Maryam memutuskan pergi darikeluarganya dan memilih Alam, saat terjadi pengusiran kaumAhmadi, saat ada seorang nenek Ahmadi meninggal dunia, saatAyah Maryam meninggal dunia dan proses pemakamannya yangsulit.

3. Alur
Menurut Abrams, alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk olehtahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yangdihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Alur yang digunakan pada novel Maryam ini adalah alur campuran. Cerita awalnya adalah kisahhidup Maryam di masa lalu (flashback ) sebelum ia meninggalkan rumahdan keluarganya. Lalu alur berganti maju saat narator menceritakankehidupan Maryam setelah kembali di tengah keluarganya dan menjalanihidup yang tidak terduga.
a. Pengenalan
Pengenalan pada novel Maryam  dimulai dari perjalanankembalinya Maryam ke kampung halamannya untuk menemuikeluarganya setelah lima tahun berpisah. Perceraian dengan Alam yangakhirnya membuatnya kembali dan mengingat keluarga yang akanselalu menerimanya. Ingatan-ingatan masa lalu muncul dalam benakMaryam, mulai dari saat ia bersekolah SMA dan akhirnya melanjutkan pendidikan ke Universitas Airlangga, Surabaya.Januari 2005 Apa yang diharapkan orang yang terbuang pada sebuah kepulangan? Ucapan maaf, ungkapan kerinduan, atau tangiskebahagiaan?...Sudah lewat lima tahun sejak terakhir kali iamenginjakkan kaki di pulau ini. (Madasari, 2013:13)
Sepenuh hati Maryam datang ke pengadilan agamameminta perceraian. (Madasari, 2013:15)
b. Tahap Pemunculan Konflik (masalah)
Setelah pengenalan cerita, maka pada tahap pemunculan konflikdigambarkan saat Maryam berkuliah dan tinggal jauh dari orangtuanya. Ia tinggal di Surabaya bersama Pak Zul dan Bu Zul. Perkenalandengan pemuda Ahmadi bernama Gamal membuat Maryam gembira,tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Sikap Gamal mulai berubah dan berpaling dari Ahmadi yang dianggap sesat. Gamal tentu juga berpalingdari Maryam. Kesedihan dalam hati Maryam membuatnya sedikitmenutup diri. Hingga ia bertemu dengan Alam Syah yang akhirnyamampu membuat hidupnya bangkit lagi dan ia berhasil melupakanGamal.
Keduanya memang tak pernah membicarakan soal pacaran, apalagi pernikahan. Masing-masing merasa cukup tahusatu sama lain. (Madasari, 2013:25)Baru kemudian, ketika Alam datang, Maryam kembalimerasakan apa yang dirasakannya sat mulai dekat dengan Gamal…Maryam jatuh cinta…ia tak mau lagi mengulang masa-masa kehampaan yang melelahkan ketika kehilangan Gamal.(Madasari, 2013:32)
c. Tahap Peningkatan Konflik
Maryam akhirnya menikah dengan Alam melalui seorang walinikah. Pernikahan itu tidak direstui orang tua Maryam, karena akhirnyaMaryam memutuskan untuk keluar dari ajaran Ahmadi dan mengikutikeyakinan Alam. Pernikahan itu akhirnya tumbang. Maryam kembalimenyusuri kampung halamannya, mencari keberadaan keluarganya.Hingga ia mengetahui kejadian buruk yang menimpa keluarganya saatia meninggalkan mereka. Rasa bersalah menggelayuti hati Maryam. Ialalu mendatangi rumah keluarganya yang baru dengan penuh ketakutan.
Kesedihan dan kegamangan mengantui setiap langkahnya untukkembali.Pada akhir tahun 2000, seorang wali nikah dari KantorUrusan Agama menikahkan mereka. Maryam sah menjadi isriAlam. Ia jadikan Alam sebagai satu-satunya imam dan panutan…hingga akhirnya hari ini ia benar-benar kembali pulang. (Madasari, 2013:40-41)
…Maryam gugup tiba-tiba. Ia berdiri. Sedikittersenyum. Bingung hendak berkata apa. Di dalam hati Maryam terbesit sedikit rasa takut….(Madasari, 2013:64)
d. Tahap Klimaks
Pernikahan Maryam dan Umar akhirnya terlaksana. Pernikahanuntuk membahagiakan orang tua mereka lalu berubah menjadi pernikahan yang penuh cinta. Hingga Maryam mengandung buahcintanya dengan Umar. Saat mereka menggelar pengajian empat bulanan kehamilan Maryam, rumah mereka diserbu oleh warga yangmelempar batu dari kejauhan. Kerusuhan akhirnya pecah dan semua pengikut Ahmadi yang datang akhirnya mengungsi. Dengan terpaksamereka harus tinggal di Gedung Transito. Usaha untuk meminta perhatian dari Gubernur dan Dinas Sosial sia-sia. Mereka tidakmelakukan apapun, hanya mengirimkan pasokan makanan setiap bulannya. Fatimah lalu menikah dengan seorang lelaki yang bukanAhmadi dengan Umar sebagai walinya. Beberapa saat kemudian,Maryam dan seluruh pengikut Ahmadi menerima kabar meninggalnyaPak Khairuddin dalam sebuah kecelakaan. Pemakamannya ditolak olehwarga, hingga mereka harus memakamkan di tempat lain.Bersama seseorang yang awalanya dinikahi hanya untuk membahagiakan ibunya…cintanya pada Maryam akan tumbuh sedikit demi sedikit, semakin kuat dan indah seiring hari yang bertambah. (Madasari, 2013:180-181).
Pintu rumah ditutup rapat. Ibu Maryam mengunci diridari dalam. Hanya laki-laki yang ada di luar. Batu-batu dilempar begitu saja. (Madasari, 2013:225)
Wajah ketiga tamu Gubernur itu marah mendengar kata-kata Gubernur. Mulut mereka terkunci. Tapi sorot mata mereka bicara banyak. Kemarahan dan sakit hati. (Madasari, 2013:249)
Kabar kematian Pak Khairuddin bergerak cepat keorang-orang di Transito….(Madasari, 2013:260).

e. Tahap Pemecahan Masalah
Suasana pengungsian semakin penuh sesak. Maryam akhirnyamembawa ibunya ke rumah dengan alasan kondisi Gedung Transitoyang semakin sempit. Meskipun mereka masih tinggal di GedungTransito, mereka tidak pernah lupa mengadakan pengajian dan salat bersama. Pengikut Ahmadi lain yang memiliki penghasilan mulai hidupmandiri, karena bantuan dari Dinas Sosial semakin berkurang. Semakinlama, wartawan semakin sering mengunjungi Gedung Transito, untukmenanyakan hal yang sama, yaitu kejadian pengusiran dan kondisi di pengungsian.Juni 2008Gedung Transito kian hari kian sesak. Barang-barang bertambah: baju dan aneka perkakas. (Madasari, 2013:266)Pengajian rutin selalu diadakan pada Jumat sore…bantuan bahan makanan dari Dinas Sosial kini semakin berkurang….(Madasari, 2013:267)
…banyak wartawan datang ke Transito.(Madasari,2013:269)

f. Tahap Penyelesaian
 Novel ini ditutup dengan epilog yang dinaratori oleh Maryam.Maryam yang mengirimkan sebuah surat sebagai kritik atas sikap acuhtak acuh Gubernur dan pemerintah kepada pengikut Ahmadi selama ini.
Kehidupan pengikut Ahmadi di Gedung Transito masih tetap sepertisebelumnya. Harapan Maryam adalah keadilan dapat ditegakkan.Januari 2011Saya Maryam Hayati.Ini surat ketigayang saya kirim ke Bapak. Semoga suratsaya kali ini bisa mendapat tanggapan. (Madasari, 2013:273)Kami mohon keadilan. Sampai kapan lagi kami harusmenunggu? (Madasari, 2013:275)

4. Tokoh dan Penokohan
Menurut Aminuddin, penokohan adalah cara sastrawanmenampilkan tokoh pada suatu cerita.
 Tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Maryam
, yaitu:
a. Maryam
Maryam adalah tokoh utama wanita dalam novel yang jugamenjadikan namanya sebagai judul. Maryam adalah sosok wanita yangcerdas, tegar, kuat, keras kepala, namun ia juga seorang wanita biasayang ramah, penyayang, lembut dan perasa. Maryam awalnya adalahseorang Ahmadi yang baik, hingga akhirnya ia keluar dari Ahmadi saatmenikah dengan Alam secara diam-diam.
…Maryam, gadis yang cerdas dan ramah. (Madasari,2013:24)
Maryam menikah dengan Alam tanpa memberitahuorangtuanya lagi. Semua sudah jelas, pikirnya. (Madasari,2013:40)
Buru-buru ia masuk kamar yang ditunjukkanresepsionis. Menangis sendiri sepuasnya, sekeras-kerasnya.(Madasari, 2013:61)
b. Pak Khairuddin
Pak Khairuddin adalah sosok ayah yang sangat luar biasa.Dengan sikapnya yang tegas dan cukup keras, namun ia juga seorangayah yang penyayang. Ia juga peduli terhadap orang lain dan pribadiyang mandiri.Maryam ingat bapaknya selalu menyumbang banyak.Sudah sepatutnya bagi orang yang punya usaha sendiri hingga bisa membeli pikap…Bapak dan ibu Maryam memberikan dengan penuh keikhlasan, katanya untuk tabungan akhirat.(Madasari, 2013:64)
c. Bu khairuddin
Bu Khairuddin adalah ibu yang lembut, penyayang dan penuhdengan cinta kasih. Ia selalu membela kedua anaknya dan maumenerima segala kesalahan lalu memaafkan mereka. Ia juga orang yang peduli terhadap sesama.
Lalu ibu Maryam dengan lembut bertanya…(Madasari,2013:18)
…ibu Maryam juga kerap membawa makanan, buah atau apa saja yang bisa dibagi-bagikan. (Madasari, 2013:64)
d. Umar
Umar adalah anak Pak Ali dan Bu Ali. Umar adalah seoranganak yang penurut, pekerja keras, dan penyayang. Hal ini dapat dilihatsaat ayahnya meninggal dunia, Umar menemani ibunya di rumah danmeneruskan usaha ayahnya yang akhirnya semakin maju.Bersama seseorang yang awalanya dinikahi hanya untukmembahagiakan ibunya. (Madasari, 2013:180)
Umar…merengkuh kembali Maryam dalam pelukannya.(Madasari, 2013:182)
e. Pak Zulkhair
Sosok Pak Zulkhair adalah orang yang bijaksana, penyabar, danoantang menyerah. Hal ini dilihat dari cara Pak Zul menghadapi berbagai serangan yang ditujukan kepada pengikut Ahmadi yangdipimpinnya.Zulkhair melarang. Ia menenangkan Pak Khairuddin.Membujuk agar tak termakan amarah. (Madasari, 2013:76-77)
f. Alam
Alam digambarkan sebagai seorang laki-laki yang tidak tegasdalam mengambil keputusan. Semua keputusannya bergantung padasang ibu. Meskipun demikian, Alam juga sosok yang penyayang dan perhatian.
g. Fatimah
Fatimah adalah adik Maryam satu-satunya. Fatimah memilikisikap yang baik dan penurut, walaupun pada akhirnya ia tetap bersikeras menikah dengan lelaki non-Ahmadi.
h. Pak Ali dan Bu Ali
Pak Ali dan Bu Ali adalah orang tua Umar. Bu Ali adalah sosokseorang wanita yang penyayang. Ia juga sangat menyayangi Maryam,layaknya anaknya sendiri.
i. Pak Zul dan Bu Zul
Pak Zul dan Bu Zul adalah kerabat orang tua Maryam yang berada di Surabaya. Mereka menjadi wali Maryam ketika Maryam bersekolah dan kuliah di Surabaya.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah tempat sastrawan memasang ceritanya. Daritempat itulah sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa, tempat, waktu dengan gayanya sendiri.
Sudut pandang yang digunakan pada novel Maryam adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu. Hal ini dapatdilihat dari penggunaan nama Maryam, Umar, Alam, dan tokoh-tokoh lainsebagai narator cerita. Selain itu, narator juga menggunakan kata Ia.
6. Amanat
Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra; pesan yangingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. 
.Amanatyang dapat diambil dari novel Maryam adalah sikap saling menghargai, bertoleransi, menerima, dan tidak bersikap sewenang-wenang.
 E. Feminisme dalam novel Maryam 
            Feminisme lahir awal abad ke 20, yang dipelopori oleh Virginia Woolf dalam bukunya yang berjudul A Room of One’s Own (1929). Secara etimologis feminis berasal dari kata femme (woman), berarti perempuan yang bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan (jamak), sebagaikelas sosial.
            Ideologi feminis bertujuan untuk mengimbangi ketidaksetaraanantar jenis kelamin dan menyerang kekuasaan patriarkhal dengan merebutkembali identitas serta seksualitas perempuan dari kaum pria. Feminisme mengarahkan perempuan untuk menjadi subyek yang sadar akan identitasseksual dan jendernya.
            Budianta mengartikan feminisme sebagai suatu kritik ideologisterhadap cara pandang yang mengabaikan permasalahan ketimpangan danketidakadilan dalam pemberian peran dan identitas sosial berdasarkan perbedaan jenis kelamin.
            Teori feminis sebagai alat kaum wanita untukmemperjuangkan hak-haknya, erat berkaitan dengan konflik kelas ras,khususnya konflik gender. Dalam teori sastra kontemporer, feminismerupakan gerakan perempuan yang terjadi hampir di seluruh dunia. Gerakanini dipicu oleh adanya kesadaran bahwa hak-hak kaum perempuan samadengan kaum laki-laki.
Keberagaman dan perbedaan objek dengan teori dan metodenyamerupakan ciri khas studi feminis. Dalam kaitannya dengan sastra, bidangstudi yang relevan, diantaranya: tradisi literer perempuan, pengarang perempuan, pembaca perempuan, ciri-ciri khas bahasa perempuan, tokoh-tokoh perempuan, dan sebagainya.
Pada novel Maryam karya Okky Madasari, terlihat penggambaransosok Maryam yang kuat dan mandiri. Sebagai seorang wanita, Maryammengenyam pendidikan hingga ke tingkat Perguruan Tinggi di Surabaya,walaupun ia hanya berasal dari desa kecil di pinggir pantai. Di Surabaya,Maryam hidup mandiri, meskipun ia tinggal bersama kerabat ayahnya, tetapi ia tidak pernah merepotkan walinya itu. Ia bersikap layaknya seorang anakyang perlu membantu pekerjaan orang tuanya.
Maryam yang cerdas akhirnya mampu menjadi wanita karir yangsukses dengan penghasilan yang cukup besar. Kemandiriannya juga terlihatsaat ia hidup di Jakarta. Ia mengurus semuanya sendiri tanpa bergantung padaorang lain. Keberhasilan Maryam saat merantau ke kota lain, tentu membuatkeluarganya sangat bangga, terutama kedua orang tuanya. KepulanganMaryam ke Lombok yang sangat jarang juga dimaklumi oleh kedua orangtuanya. Mereka sudah cukup senang karena Maryam bahagia.
Dua puluh empat tahun usia Maryam saat itu. Baru pindah keJakarta setelah tamat kuliah di Surabaya. Baru menikmati punya penghasilan sendiri, yang jumlahnya paling besar disbanding teman-teman kuliah seangkatan, dua juta rupiah. (Madasari, 2013:16).
Pertemuan Maryam dengan Alam membuat mereka saling jatuh cinta.Mereka lalu menikah tanpa restu dari orang tua Maryam. Maryam mengikutikeyakinan Alam dan keluar dari keyakinannya sebagai seorang Ahmadi.Maryam lebih memilih Alam dan memberontak dari orang tuanya. Ia pergidan tak pernah kembali. Sikap keras kepala Maryam ini pula yangmembuatnya menyesal saat pernikahannya dengan Alam kandas.
Pernikahannya tidak hanya antara ia dan Alam, tetapi juga dengan ibuAlam. Ibunya selalu ikut campur dalam rumah tangga mereka. Hal itu tentumembuat Maryam muak. Puncak kemarahan Maryam adalah saat ibu Alamterus menerus menyinggung soal anak. Kebanyakan perempuan yang sudahmenikah dan belum memiliki anak tentu akan dihantui pertanyaan-pertanyaanseperti menuduh dari lingkungan sekitarnya.
Banyak pandangan negatif dari masyarakat yang akan melekat pada perempuan itu, jika telah lama menikah dan belum juga memiliki anak.Padahal, hal itu sangatlah tidak logis. Tuntutan bahwa perempuan harus bisamenghasilkan anak memanglah nyata adanya.Jika pasangan suami istri belum juga memiliki anak, tentu perempuanlah yang menjadi terdakwanya, meskipun bisa saja hal itu terjadi karena sang suami yang memiliki masalahatau memang Tuhan belum memberikan mereka keturunan.
Hal itu juga terlihat dalam pernikahan Maryam dan Alam. Pernikahan mereka yang belum juga memiliki anak lalu memunculkan berbagai asumsidari keluarga Alam. Maryam dan Alam akhirnya rutin bercinta agar bisa cepatmemiliki anak. Bercinta itu seperti menjadi sebuah kewajiban agar ibu Alam tidak terus-menerus berbicara.
Tapi pertanyaan-pertanyaan ibu Alam seperti tuduhan. Setiaphari ia merasa dikejar-kejar. Harga diri dan egonya tertantang.Sekarang ia ingin segera punya anak. Hanya supaya bisa memberikan bukti kepada ibu Alam. (Madasari, 2013:117).
Perlahan-lahan, pernikahan Maryam dan Alam semakin hambar.Pertengkaran di antara mereka semakin sering terjadi. Maryam juga pernah bertengkar dengan ibu Alam. Maryam semakin merasa tidak nyaman dengansemua kondisi ini. Ia ingin bebas. Ia ingin menyelamatkan dirinya dari kondisiyang sangat buruk ini. Melepaskan diri dari segala ikatan dan tuntutan sebagaiseorang istri yang harus mengikuti apa yang dikatakan oleh suami danmelahirkan seorang anak agar bisa dikatakan sebagai wanita sejati.Ketika segala kecewa, kemarahan, sakit hati, dan rasa lelah sudah tak bisa lagi ditoleransi…Ketika ia merasa harusmenyelamatkan dirinya sendiri, sebelum akhirnya menjadi mayathidup yang tinggal menunggu untuk benar-benar mati. (Madasari,2013:127).
Maryam menyiapkan diri untuk kembali hidup mandiri tanpa seorang suami. Keyakinannya itu yang akhirnya membulatkan tekad untuk pergi kePengadilan Agama.Selama ini Maryam menyimpan penghasilannya untuk dirinyasendiri. Dalam urusan keuangan, tak akan ada bedanya antara hidupsebelum menikah, selama menikah, dan setelah bercerai. (Madasari,2013:127-128).
Pernikahan yang gagal membawa Maryam kembali ke kampunghalamannya. Tinggal bersama kedua orang tuanya dan adiknya. Hingga iamenikah lagi dengan seorang pemuda Ahmadi bernama Umar.Pernikahannya kali ini dirasakan lebih bahagia daripada pernikahansebelumnya bersama Alam. Ia merasa tak ada lagi pengekangan ataupuntuduhan tentang seorang wanita sejati yang harus menjadi ibu rumahtangga dan menghasilkan anak.
Kisah hidup Maryam kembali diuji ketika banyak warga yangingin mengusir pengikut Ahmadi yang sedang melakukan pengajian dirumah ayahnya. Maryam dengan keras menolak sikap tersebut.Sebelumnya ia juga bertengkar dengan orang-orang yang ia anggapmenjelek-jelekkan Ahmadi. Dengan lantang ia menyuarakan pendapatnyatanpa berpikir siapa lawan bicaranya.
Maryam kembali menunjukkan diri saat Gubernur menolakmembantu Ahmadi dan justru menyalahkan. Maryam ikut melakukansesuatu untuk para Ahmadi lain. Ia mendatangi kantor Gubernur bersamaUmar dan Pak Zul meminta keadilan. Keberaniannya sebagai seorangwanita sudah tidak diragukan lagi. Dengan lantang ia meminta keadilanuntuk para pengikut Ahmadi.
“Tak ada salahnya mencoba lagi Pak. Saya dan Umar kalau boleh ingin ikut juga ke sana,” kata Maryam sambil melirik suaminya. (Madasari, 2013:246)
“Maaf, Pak Gub, jadi bagaimana nasib kami yang di
Transito ini? kapan bisa kembali ke rumah kami?” Tanya Maryam.Ia memotong cerita Gubernur. (Madasari, 2013:248)
Ketegasan Maryam juga muncul saat ia tidak mendapat tanggapandan terus berusaha memperjuangkan hak para pengikut Ahmadi.Sampai pada saat ia mengetahui ayahnya meninggal dan dilarang dikubur olehwarga, ia tetap meminta keadilan. Ia dengan tegas menyuarakan haknya tanpa mempedulikan orang-orang yang menentangnya. Hingga pada akhircerita, Maryam tetap kukuh meminta keadilan kepada pihak-pihak yangsudah berbuat sewenang-wenang kepada para pengikut Ahmadi. Iamenuliskan sebuah surat yang sangat jelas berisi suara hatinya. Dengan berani ia membela dirinya, keluarganya, dan para pengikut Ahmadi yangtelah tertindas.
                                                  

BAB III
PENUTUPAN

A. Simpulan
Pada makalah ini dapat disimpulkan analisis unsur intrinsik yangterdapat pada novel Maryam karya Okky Madasari, yaitu:
1.Tema yang terdapat dalam novel Maryam  ialah perjuangan hidup orang-orang Ahmadiyah yang terpinggirkan dari masyarakat.
2. Latar tempat berada di Gerupuk, Gegerung, Surabaya, Jakarta. Latar waktuyang paling menonjol adalah Januari 2005 sampai Januari 2011.
3. Alur yang terdapat dalam novel Maryam ialah alur campuran.
4.Tokoh terdapat dalam novel  Maryam ialah Maryam, Pak Khairuddin, Bukhairuddin, Umar, Pak Zulkhair, Alam, Fatimah, Pak Ali dan Bu Ali, PakZul dan Bu Zul.
 5. Sudut pandang yang digunakan dalam novel Maryam ialah sudut pandangorang ketiga serba tahu.
6.Amanat yang dapat diambil dari novel Maryam adalah sikap salingmenghargai, bertoleransi, menerima, dan tidak bersikap sewenang-wenang.Simpulan dari sisi feminismenya ialah Maryam sejak muda sudahhidup bisa hidup mandiri. Ia tidak bergantung kepada orang lain.
Dan berhasil membuktikan diri menjadi seorang wanita karir yang sukses. Iaingin dirinya tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain, terutama olehlaki-laki. Selain itu, sikap tegas Maryam dapat dilihat dari ketegasannyasaat menjalin rumah tangga dengan Alam. Sikap Alam yang labil dan tidakmandiri, perlahan membuat Maryam jenuh dan memutuskan untuk berceraidari Alam. Setelah itu, Maryam kembali hidup mandiri denganpenghasilannya sendiri tanpa merepotkan orang lain ataupun meminta harta bersama dari pernikahannya dengan Alam.
Pada akhir cerita juga digambarkan cukup jelas, Maryam yang dengan tegas membantu memperjuangkan hak-hak para pengkut Ahmadilainnya. sikapnya yang menentang Gubernur memunculkananggapan bahwa ia adalah seorang wanita kuat dan berani. Tanpa ragu sedikitpun,Maryam menuntut keadilan kepada orang-orang yang dengan sengajamengabaikan pengikut Ahmadi yang berada di pengungsian begitu saja.


DAFTAR PUSTAKA

Budianta, Melani dkk,Membaca Sastra Magelang: Indonesiatera, cet.III. 2006
Kutha Ratna, Nyoman.Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Denpasar:Pustaka Pelajar. 2004
Madasari, Okky.Maryam  Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUH. RIDHO S

#TugasIndividu ANALISIS NOVEL RADEN MANDASIA SI PENCURI DAGING SAPI BERDASARKAN PENDEKATAN RESEPSI SASTRA Landasan Teori Secara d...