NAMA ANGGOTA KELOMPOK
1. KAMELIA KAMARUDDIN
2. SUKRIANI
3. FIKA PUTRI INDAH SARI
4.
MARDIANTI
5. MUH. MURSYID RAHMAN
PENDEKATAN OBJEKTIF PADA NOVEL LELAKII DITITK NOL
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Pendekatan structural
dipelopori oleh kaum formalis rusia dan strukturalisme praha, yang mendapat
pengaruh langsung dari teori saosure yang membuat studi linguistik dari
pendekatan diakroni ke singkronik. Studi linguistic tidak lagi ditekankan pada
sejarah perkembangannya, melainkan pada hubungan antar unsurnya. Nasalah unsur
dan hubungan antar unsur merupakan hal yang penting dalam pendekatan ini.
Aliran ini muncul dengan teori strukturalisme yang dikemukakan oleh antripolog
prancis Claudio Levi Strauss. Teori ini dikembangkan dalam linguistic oleh
Ferdinan De Saussure dengan bukunya Cours
de Linguistique Generale. (Djojosuroto, 2006: 33).
Pendekatan
objektif adalah pendekatan yang memberi pendekatan penuh pada karya sastra
sebagai struktur yang otonom, karena itu tulisan ini mengarah pada analisis
karya sastra secara strukturalisme. Sehingga pendekatan strukturalisme
dinamakan juga pendekatan objektif, pendekatan formal, atau pendekatan
analitik. Strukturalisme berpandangan bahwa untuk menanggapi karya sastra
haruslah berdasarkan pemahaman terhadap teks karya sastra itu sendiri. Proses
menganalisis diarahkan pada pemahaman terhadap bagian-bagian karya sastra dalam
menyangga keseluruhan dan sebaliknya bahwa keseluruhan itu sendiri dari
bagian-bagian, oleh karena itu untuk memahami maknanya karya sastra harus
dianalisis berdasarkan strukturnya sendiri, lepas dari latar belakang sejarah,
lepas dari diri dan niat penulis dan lepas pula dari efeknya pembaca. Teeuw,
jadi yang penting hanya close reading yaitu cara membaca bertitik tolak dari
pendapat bahwa setiap bagian teks harus menduduki tempat di dalam seluruh
struktur sehingga kait-mengait secara masuk akal.
Dalam
pembahasan kali ini kami akan memfokuskan pembahsan kami pada pendekatan
objektif dalam novel Lelaki dititik Nol.
2. Rumusan
Masalah
a. Apa
Konsep Dasar Pendekatar Objektif?
b. Apa
saja Ciri-ciri teori objektif?
c. Apa
itu Metodologi?
3. Tujuan
Untuk lebih mengetahui secara
mendalam perihal pendekatan objektif pada Novel khusunya Novel Lelaki dititik
Nol
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Konsep Dasar Pendekatar Objektif
2.1.1
Pendekatan objektif
Pendekatan objektif merupakan
pendekatan sastra yang menekankan pada segi intrinsik karya sastra yang
bersangkutan (Yudiono 1984: 53). Yaitu pendekatan yang sangat mengutamakan
penyelidikan karya sastra bedasarkan kenyataan teks sastra itu sendiri. Hal-hal
yang di luar karya sastra walaupun masih ada hubungan dengan sastra dianggap
tidak perlu untuk dijadikan pertimbangan dalam menganalisis karya sastra.
2.1.2
Prinsip umum pendekatan objektif
Dalam
pendekatan objektif telah banyak dikembangkan metode-metode penelitian, seperti
formalism rusia, strukturalisme prancis, strukturalisme cekoslavia, new
criticiam amerika, istilah strukturalisme berkembang menjadi pos
strukturalisme, strukturalisme dinamik, intertektualisme, namun semua itu tidak
akan di perinci dalam pembicaraan ini.
2.1.3
Prinsip terapan pendekatan objektif
Berdasarkan prinsip umum pendekataan
objektif di atas dan unsur fiksi yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu
maka terapan dalam cerpen dan novel tidaklah berbeda. Kedua fiksi ini mempunyai
unsur yang sama yakni gaya bahasa, sudut pandang, alur, penokohan, latar dan
tema atau amanat.
2.1.4
Konsep dasar pendekatan objektif
Pendekatan
structural dipelopori oleh kaum formalis rusia dan strukturalisme praha, yang
mendapat pengaruh langsung dari teori saosure yang membuat studi linguistik
dari pendekatan diakroni ke singkronik. Studi linguistic tidak lagi ditekankan
pada sejarah perkembangannya, melainkan pada hubungan antar unsurnya. Nasalah
unsur dan hubungan antar unsur merupakan hal yang penting dalam pendekatan ini.
Aliran ini muncul dengan teori strukturalisme yang dikemukakan oleh antripolog
prancis Claudio Levi Strauss. Teori ini dikembangkan dalam linguistic oleh
Ferdinan De Saussure dengan bukunya Cours
de Linguistique Generale. (Djojosuroto, 2006: 33).
Pendekatan objektif adalah
pendekatan yang memberi pendekatan penuh pada karya sastra sebagai struktur
yang otonom, karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra secara
strukturalisme. Sehingga pendekatan strukturalisme dinamakan juga pendekatan
objektif, pendekatan formal, atau pendekatan analitik. Strukturalisme
berpandangan bahwa untuk menanggapi karya sastra haruslah berdasarkan pemahaman
terhadap teks karya sastra itu sendiri. Proses menganalisis diarahkan pada
pemahaman terhadap bagian-bagian karya sastra dalam menyangga keseluruhan dan sebaliknya
bahwa keseluruhan itu sendiri dari bagian-bagian, oleh karena itu untuk
memahami maknanya karya sastra harus dianalisis berdasarkan strukturnya
sendiri, lepas dari latar belakang sejarah, lepas dari diri dan niat penulis
dan lepas pula dari efeknya pembaca. Teeuw, jadi yang penting hanya close
reading yaitu cara membaca bertitik tolak dari pendapat bahwa setiap bagian
teks harus menduduki tempat di dalam seluruh struktur sehingga kait-mengait
secara masuk akal.
2.2
Ciri-ciri teori objektif
Ciri-ciri yang terdapat dalam teori
objektif adalah:
a) Teori
objektif memandang karya sastra sebagai sesuatu yang berdiri sendiri.
b) Menghubungkan
konsep-konsep kebahasaan (linguistik) dalam mengkaji suatu karya sastra.
c) Pendekatan
yang dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri brdasarkan konvensi sastra yang
berlaku.
d) Penilaian
yang diberikan dilihat dari sejauh mana kekuatan atau nilai karya sastra
tersebut berdasarkan keharmonisan semua unsure-unsur pembentuknya.
e) Struktur
tidak hanya hadir melalui kata dan bahasa, melainkan dapat dikaji berdasarkan
unsur-unsur pembentuknya seperti tema, plot, karakter, setting, poin of view.
f) Untuk
mengetahui keseluruhan makna dalam karya sastra, maka unsure-unsur pembentuknya
harus dihubungkan satu sama lain.
2.3
Metodologi
Dalam memahami karya sastra secara
objektif, tentunya diperlukan adanya cara untuk mengoperasikan teori itu. Dalam
teori, terdapat pula pendekatan dan penilaian secara objektif.
Pendekatan objektif (pendekatan
struktural) adalah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra secara
keseluruhan, dan memndang karya sastra adalah sesuatu yang berdiri sendiri.
Pendekatan yang dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri berdasarkan konvensi
sastra yang berlaku. Konvensi tersebut misalnya, aspek-aspek intrinsic sastra
yang meliputi kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot,
setting, karakter dan sebagainya. Penilaian yang diberikan dilihat dari sejauh
mana kekuatan atau nilai karya sastra tersebut berdasarkan keharmonisan semua
unsure-unsur pembentuknya.
Penilaian objektif berarti menilai suatu karya
sastra secara objektif, tidak dengan pendapat pribadi atau subjektif. kriteria
utama dalam memberikan penilaian secara objektif itu, menurut Graham Houga dan
Wellek Warren adalah pada adanya:
a) Relevansi
nilai-nilai eksistensi manusia yang terpapar melalui jalan seni, imajinasi
maupun rekaan yang keseluruhannya memiliki kesatuan yang utuh, selaras, serta
padu dalam pencapaian tujuan tertentu atau memiliki integritas, harmoni dan
unity.
b) Daya
ungkap, keluasan, serta daya pukau yang disajikan lewat tekstur serta penataan
unsur-unsur kebahasaan maupun strukutur verbalnya atau pada adanya konsonantia
dan klantas.
Sinopsis Novel
Lelaki dititik Nol
Dalam novel ini penulis menceritakan
dua sahabat sejati, yang mana diantara mereka memiliki keahlian masing-masing.
Tetapi ditengah perjalanan cerita sahabat si Tokoh utama yang bernama Abdul
Karim pernah merayu-rayu istri si sahabat untuk menjadi istrinya.
Pada suatau hari ilmuan yang bernama
Dr. Syahin dan temannya Ir. Abdul Karim duduk berhadapan di dalam pesawat
Kairo-London. Wajah kedua laki-laki itu seperti kembar, bagai pinang dibela
dua. Padahal mereka berasal dari Negara yang berbeda, yang satu dari Mesir dan
yang lain dari Irak.
Dari
jendela Dr. Syahin memandang awan, melayang-layang di angkasa, seperti kapas
yang berterbangan. Dan pada saat itu mereka ngobrol dengan berbagai ilmu
pengetahuan yang mereka miliki.
Setelah ngobrol panjang lebar kedua
peria itu sudah berada di London. Cuaca yang cerah dan udarah yang sejuk.
Mataharipun tersenyum dengan sinarnya yang terang benderang. Dr. Syahin
melangkah cepat menuju stasiun kereta bawah tanah. Lalu ia menarik pintu
belakang kereta dan masuk ke dalam. Dengan kekhawatirannya ia berate penuh
harap “jam mengajarku di kampus sepuluh menit lagi, semoga kereta ini ke tujuan
tepat waktu”.
Tak
lama kemudian kereta berhenti, penumpang keluar satu per satu. Mereka pun
segera menuju ke tujuan masing-masing dengan berjabat tangan. Dr.Syahin bergas
menuju ruang kelas da kurang lebih seribu mahasiswa menunggu kedatangan
beliau. Mula-mula Dr.Syahin
membentangkan peta besar yang terbuat dari pelastik mika di atas OHP (over head
projector). Lalu ia menjelaskan dengan panjang lebar. Selain menjelaskan
tentang peta tersebut, beliau juga menjelaskan tentang perang dunia III dan
sejarah mulai tahun 2037-2063.
Di sela-sela penjelasannya, ada
seorang mahasiswi yang kagum dengannya bernama Rosita. Rosita memandang dengan
sangat dalam , ia berbisik pada temannya “ Lihatlah Dalila, tak nampak
sesuatupun diwajahnya kecuali wajah seorang penyair, wajahnya bercahaya seperti
para Nabi, Ya Tuhan betapa aku mencintainya”.
Hasil
Analisis Pendekatan Objektif
“lelaki
di titik nol”
Unsur-unsur
Intrinsik
Tema : ilmuwan yang merebut istri
kawannya sendiri
Setting : Kairo dan London
Alur : campuran
Tokoh : a. Protagonis : Dr. Syahin
b. tokoh lain :
Ir. Abdul Karim
c. Rosita
d. Akomba
e. Sipir
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendekatan objektif adalah
pendekatan yang memberi pendekatan penuh pada karya sastra sebagai struktur
yang otonom, karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra secara
strukturalisme. Sehingga pendekatan strukturalisme dinamakan juga pendekatan
objektif, pendekatan formal, atau pendekatan analitik. Strukturalisme
berpandangan bahwa untuk menanggapi karya sastra haruslah berdasarkan pemahaman
terhadap teks karya sastra itu sendiri. Proses menganalisis diarahkan pada
pemahaman terhadap bagian-bagian karya sastra dalam menyangga keseluruhan dan
sebaliknya bahwa keseluruhan itu sendiri dari bagian-bagian, oleh karena itu
untuk memahami maknanya karya sastra harus dianalisis berdasarkan strukturnya
sendiri, lepas dari latar belakang sejarah, lepas dari diri dan niat penulis
dan lepas pula dari efeknya pembaca. Teeuw, jadi yang penting hanya close
reading yaitu cara membaca bertitik tolak dari pendapat bahwa setiap bagian
teks harus menduduki tempat di dalam seluruh struktur sehingga kait-mengait
secara masuk akal.
Saran
Setelah membaca makalah ini kami selaku penulis
mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar kami bisa memperbaiki kekurangan dari penulisan kami.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar