Sabtu, 10 Juni 2017

KELOMPOK 3



NAMA ANGGOTA KELOMPOK
1.      KAMELIA KAMARUDDIN          
2.      SUKRIANI                                       
3.      FIKA PUTRI INDAH SARI            
4.      MARDIANTI                          
5.   MUH. MURSYID RAHMAN
 
PENDEKATAN OBJEKTIF PADA NOVEL LELAKII DITITK NOL


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
                         Pendekatan structural dipelopori oleh kaum formalis rusia dan strukturalisme praha, yang mendapat pengaruh langsung dari teori saosure yang membuat studi linguistik dari pendekatan diakroni ke singkronik. Studi linguistic tidak lagi ditekankan pada sejarah perkembangannya, melainkan pada hubungan antar unsurnya. Nasalah unsur dan hubungan antar unsur merupakan hal yang penting dalam pendekatan ini. Aliran ini muncul dengan teori strukturalisme yang dikemukakan oleh antripolog prancis Claudio Levi Strauss. Teori ini dikembangkan dalam linguistic oleh Ferdinan De Saussure dengan bukunya Cours de Linguistique Generale. (Djojosuroto, 2006: 33).
               Pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberi pendekatan penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom, karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra secara strukturalisme. Sehingga pendekatan strukturalisme dinamakan juga pendekatan objektif, pendekatan formal, atau pendekatan analitik. Strukturalisme berpandangan bahwa untuk menanggapi karya sastra haruslah berdasarkan pemahaman terhadap teks karya sastra itu sendiri. Proses menganalisis diarahkan pada pemahaman terhadap bagian-bagian karya sastra dalam menyangga keseluruhan dan sebaliknya bahwa keseluruhan itu sendiri dari bagian-bagian, oleh karena itu untuk memahami maknanya karya sastra harus dianalisis berdasarkan strukturnya sendiri, lepas dari latar belakang sejarah, lepas dari diri dan niat penulis dan lepas pula dari efeknya pembaca. Teeuw, jadi yang penting hanya close reading yaitu cara membaca bertitik tolak dari pendapat bahwa setiap bagian teks harus menduduki tempat di dalam seluruh struktur sehingga kait-mengait secara masuk akal.
              Dalam pembahasan kali ini kami akan memfokuskan pembahsan kami pada pendekatan objektif dalam novel Lelaki dititik Nol.
2.      Rumusan Masalah
a.       Apa Konsep Dasar Pendekatar Objektif?
b.      Apa saja Ciri-ciri teori objektif?
c.       Apa itu Metodologi?
3.      Tujuan
            Untuk lebih mengetahui secara mendalam perihal pendekatan objektif pada Novel khusunya Novel Lelaki dititik Nol
















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Pendekatar Objektif
2.1.1 Pendekatan objektif
            Pendekatan objektif merupakan pendekatan sastra yang menekankan pada segi intrinsik karya sastra yang bersangkutan (Yudiono 1984: 53). Yaitu pendekatan yang sangat mengutamakan penyelidikan karya sastra bedasarkan kenyataan teks sastra itu sendiri. Hal-hal yang di luar karya sastra walaupun masih ada hubungan dengan sastra dianggap tidak perlu untuk dijadikan pertimbangan dalam menganalisis karya sastra.
2.1.2 Prinsip umum pendekatan objektif
            Dalam pendekatan objektif telah banyak dikembangkan metode-metode penelitian, seperti formalism rusia, strukturalisme prancis, strukturalisme cekoslavia, new criticiam amerika, istilah strukturalisme berkembang menjadi pos strukturalisme, strukturalisme dinamik, intertektualisme, namun semua itu tidak akan di perinci dalam pembicaraan ini.
2.1.3 Prinsip terapan pendekatan objektif
            Berdasarkan prinsip umum pendekataan objektif di atas dan unsur fiksi yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu maka terapan dalam cerpen dan novel tidaklah berbeda. Kedua fiksi ini mempunyai unsur yang sama yakni gaya bahasa, sudut pandang, alur, penokohan, latar dan tema atau amanat.
2.1.4 Konsep dasar pendekatan objektif
            Pendekatan structural dipelopori oleh kaum formalis rusia dan strukturalisme praha, yang mendapat pengaruh langsung dari teori saosure yang membuat studi linguistik dari pendekatan diakroni ke singkronik. Studi linguistic tidak lagi ditekankan pada sejarah perkembangannya, melainkan pada hubungan antar unsurnya. Nasalah unsur dan hubungan antar unsur merupakan hal yang penting dalam pendekatan ini. Aliran ini muncul dengan teori strukturalisme yang dikemukakan oleh antripolog prancis Claudio Levi Strauss. Teori ini dikembangkan dalam linguistic oleh Ferdinan De Saussure dengan bukunya Cours de Linguistique Generale. (Djojosuroto, 2006: 33).
            Pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberi pendekatan penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom, karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra secara strukturalisme. Sehingga pendekatan strukturalisme dinamakan juga pendekatan objektif, pendekatan formal, atau pendekatan analitik. Strukturalisme berpandangan bahwa untuk menanggapi karya sastra haruslah berdasarkan pemahaman terhadap teks karya sastra itu sendiri. Proses menganalisis diarahkan pada pemahaman terhadap bagian-bagian karya sastra dalam menyangga keseluruhan dan sebaliknya bahwa keseluruhan itu sendiri dari bagian-bagian, oleh karena itu untuk memahami maknanya karya sastra harus dianalisis berdasarkan strukturnya sendiri, lepas dari latar belakang sejarah, lepas dari diri dan niat penulis dan lepas pula dari efeknya pembaca. Teeuw, jadi yang penting hanya close reading yaitu cara membaca bertitik tolak dari pendapat bahwa setiap bagian teks harus menduduki tempat di dalam seluruh struktur sehingga kait-mengait secara masuk akal.
2.2 Ciri-ciri teori objektif
            Ciri-ciri yang terdapat dalam teori objektif adalah:
a)      Teori objektif memandang karya sastra sebagai sesuatu yang berdiri sendiri.
b)      Menghubungkan konsep-konsep kebahasaan (linguistik) dalam mengkaji suatu karya sastra.
c)      Pendekatan yang dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri brdasarkan konvensi sastra yang berlaku.
d)     Penilaian yang diberikan dilihat dari sejauh mana kekuatan atau nilai karya sastra tersebut berdasarkan keharmonisan semua unsure-unsur pembentuknya.
e)      Struktur tidak hanya hadir melalui kata dan bahasa, melainkan dapat dikaji berdasarkan unsur-unsur pembentuknya seperti tema, plot, karakter, setting, poin of view.
f)       Untuk mengetahui keseluruhan makna dalam karya sastra, maka unsure-unsur pembentuknya harus dihubungkan satu sama lain.
2.3 Metodologi
            Dalam memahami karya sastra secara objektif, tentunya diperlukan adanya cara untuk mengoperasikan teori itu. Dalam teori, terdapat pula pendekatan dan penilaian secara objektif.
            Pendekatan objektif (pendekatan struktural) adalah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan, dan memndang karya sastra adalah sesuatu yang berdiri sendiri. Pendekatan yang dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri berdasarkan konvensi sastra yang berlaku. Konvensi tersebut misalnya, aspek-aspek intrinsic sastra yang meliputi kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot, setting, karakter dan sebagainya. Penilaian yang diberikan dilihat dari sejauh mana kekuatan atau nilai karya sastra tersebut berdasarkan keharmonisan semua unsure-unsur pembentuknya.
             Penilaian objektif berarti menilai suatu karya sastra secara objektif, tidak dengan pendapat pribadi atau subjektif. kriteria utama dalam memberikan penilaian secara objektif itu, menurut Graham Houga dan Wellek Warren adalah pada adanya:
a)      Relevansi nilai-nilai eksistensi manusia yang terpapar melalui jalan seni, imajinasi maupun rekaan yang keseluruhannya memiliki kesatuan yang utuh, selaras, serta padu dalam pencapaian tujuan tertentu atau memiliki integritas, harmoni dan unity.
b)      Daya ungkap, keluasan, serta daya pukau yang disajikan lewat tekstur serta penataan unsur-unsur kebahasaan maupun strukutur verbalnya atau pada adanya konsonantia dan klantas.


Sinopsis Novel Lelaki dititik Nol
            Dalam novel ini penulis menceritakan dua sahabat sejati, yang mana diantara mereka memiliki keahlian masing-masing. Tetapi ditengah perjalanan cerita sahabat si Tokoh utama yang bernama Abdul Karim pernah merayu-rayu istri si sahabat untuk menjadi istrinya.
            Pada suatau hari ilmuan yang bernama Dr. Syahin dan temannya Ir. Abdul Karim duduk berhadapan di dalam pesawat Kairo-London. Wajah kedua laki-laki itu seperti kembar, bagai pinang dibela dua. Padahal mereka berasal dari Negara yang berbeda, yang satu dari Mesir dan yang lain dari Irak.
Dari jendela Dr. Syahin memandang awan, melayang-layang di angkasa, seperti kapas yang berterbangan. Dan pada saat itu mereka ngobrol dengan berbagai ilmu pengetahuan yang mereka miliki.
            Setelah ngobrol panjang lebar kedua peria itu sudah berada di London. Cuaca yang cerah dan udarah yang sejuk. Mataharipun tersenyum dengan sinarnya yang terang benderang. Dr. Syahin melangkah cepat menuju stasiun kereta bawah tanah. Lalu ia menarik pintu belakang kereta dan masuk ke dalam. Dengan kekhawatirannya ia berate penuh harap “jam mengajarku di kampus sepuluh menit lagi, semoga kereta ini ke tujuan tepat waktu”.
Tak lama kemudian kereta berhenti, penumpang keluar satu per satu. Mereka pun segera menuju ke tujuan masing-masing dengan berjabat tangan. Dr.Syahin bergas menuju ruang kelas da kurang lebih seribu mahasiswa menunggu kedatangan beliau.  Mula-mula Dr.Syahin membentangkan peta besar yang terbuat dari pelastik mika di atas OHP (over head projector). Lalu ia menjelaskan dengan panjang lebar. Selain menjelaskan tentang peta tersebut, beliau juga menjelaskan tentang perang dunia III dan sejarah mulai tahun 2037-2063.
            Di sela-sela penjelasannya, ada seorang mahasiswi yang kagum dengannya bernama Rosita. Rosita memandang dengan sangat dalam , ia berbisik pada temannya “ Lihatlah Dalila, tak nampak sesuatupun diwajahnya kecuali wajah seorang penyair, wajahnya bercahaya seperti para Nabi, Ya Tuhan betapa aku mencintainya”. 

Hasil Analisis Pendekatan Objektif
“lelaki di titik nol”
Unsur-unsur Intrinsik
Tema               : ilmuwan yang merebut istri kawannya sendiri
Setting             : Kairo dan London
Alur                 : campuran
Tokoh              : a. Protagonis : Dr. Syahin
                          b. tokoh lain  : Ir. Abdul Karim
                          c. Rosita
                          d. Akomba
                          e. Sipir




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberi pendekatan penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom, karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra secara strukturalisme. Sehingga pendekatan strukturalisme dinamakan juga pendekatan objektif, pendekatan formal, atau pendekatan analitik. Strukturalisme berpandangan bahwa untuk menanggapi karya sastra haruslah berdasarkan pemahaman terhadap teks karya sastra itu sendiri. Proses menganalisis diarahkan pada pemahaman terhadap bagian-bagian karya sastra dalam menyangga keseluruhan dan sebaliknya bahwa keseluruhan itu sendiri dari bagian-bagian, oleh karena itu untuk memahami maknanya karya sastra harus dianalisis berdasarkan strukturnya sendiri, lepas dari latar belakang sejarah, lepas dari diri dan niat penulis dan lepas pula dari efeknya pembaca. Teeuw, jadi yang penting hanya close reading yaitu cara membaca bertitik tolak dari pendapat bahwa setiap bagian teks harus menduduki tempat di dalam seluruh struktur sehingga kait-mengait secara masuk akal.

Saran
            Setelah membaca makalah ini kami selaku penulis mengharapkan  kritik dan saran dari pembaca agar kami bisa memperbaiki kekurangan dari penulisan kami.




DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUH. RIDHO S

#TugasIndividu ANALISIS NOVEL RADEN MANDASIA SI PENCURI DAGING SAPI BERDASARKAN PENDEKATAN RESEPSI SASTRA Landasan Teori Secara d...