#TugasIndividu
ANALISIS PENDEKATAN
RESEPSI SASTRA
Novel Serpihan Cinta Bipolar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Penilaian
terhadap karya sastra tidak lepas dari peranan pembaca sebagai penikmat sastra.
Dalam kurun waktu terakhir ini para ahli sastra menyadari pentingnya pembaca
sebagai penerima informasi dan pemberi makna terhadap sebuah karya sastra.
Dalam kaitannya pembaca sebagai penerima informasi dan pemberi makna, maka
diperlukan pembahasan mengenai resepsi pembaca terhadap novel tersebut. Resepsi
dalam penelitian ini diartikan sebagai penerimaan pembaca terhadap sebuah karya
sastra, baik penerimaan aktif maupun pasif.
Pembaca memiliki kebebasan untuk memberikan makna atau arti sebuah karya sstra. Setiap pembaca dapat memberikan makna, arti, dan respon terhadap karya sastra yang dibaca atau dinikmatinya. Makna dan arti karya itu dikaitkan dengan pengalaman batin pembaca, pengalaman hidup pembaca, dari situlah makna dibangun.
Wacana pembaca memang secara eksplisit belum menjadi perhatian besar dalam kesusastraan Indonesia modern. Fakta itu mungkin menjadi sambungan dari tradisi interpretasi klise dan pewarisan makna secara ketat dan hierarki. Fakta itu memang identik dengan sastra tradisi lalu menjadi prototipe dalam sastra modern. Sistem interpretasi dan produksi makna dalam sastra tradisi cenderung mengacu pada pusat dan konvensi-konvensi ketat (Mawardi 2009).
Penelitian resepsi sastra ini dapat dilakukan dengan dua metode penelitian yang dibedakan berdasarkan periode munculnya pembaca karya sastra yang ditanggapi. Selain itu, penggunaan karya sastra juga memengaruhi penggunaan metode dalam penelitian resepsi sastra.
Dalam penulisan makalah ini, penulis akan mengangkat topik mengenai paradigma dalam penelitian resepsi sastra, khususnya dalam pemilihan metode yang digunakan dalam penelitian resepsi sastra. Alasan pemilihan topik ini karena penelitian resepsi sastra saat ini mulai digemari oleh para ahli sastra, khususnya para ilmuwan sastra dan mahasiswa jurusan sastra.
Pembaca memiliki kebebasan untuk memberikan makna atau arti sebuah karya sstra. Setiap pembaca dapat memberikan makna, arti, dan respon terhadap karya sastra yang dibaca atau dinikmatinya. Makna dan arti karya itu dikaitkan dengan pengalaman batin pembaca, pengalaman hidup pembaca, dari situlah makna dibangun.
Wacana pembaca memang secara eksplisit belum menjadi perhatian besar dalam kesusastraan Indonesia modern. Fakta itu mungkin menjadi sambungan dari tradisi interpretasi klise dan pewarisan makna secara ketat dan hierarki. Fakta itu memang identik dengan sastra tradisi lalu menjadi prototipe dalam sastra modern. Sistem interpretasi dan produksi makna dalam sastra tradisi cenderung mengacu pada pusat dan konvensi-konvensi ketat (Mawardi 2009).
Penelitian resepsi sastra ini dapat dilakukan dengan dua metode penelitian yang dibedakan berdasarkan periode munculnya pembaca karya sastra yang ditanggapi. Selain itu, penggunaan karya sastra juga memengaruhi penggunaan metode dalam penelitian resepsi sastra.
Dalam penulisan makalah ini, penulis akan mengangkat topik mengenai paradigma dalam penelitian resepsi sastra, khususnya dalam pemilihan metode yang digunakan dalam penelitian resepsi sastra. Alasan pemilihan topik ini karena penelitian resepsi sastra saat ini mulai digemari oleh para ahli sastra, khususnya para ilmuwan sastra dan mahasiswa jurusan sastra.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendekatan resepsi sastra?
2. Apa
saja metode dalam pendekatan resepsi sastra?
3. Apa
saja sinopsis novel serpihan cinta bipolar dalam pendekatan resepsi sastra?
4.
Bagaimana analisis novel serpihan cinta bipolar dalam pendekatan resepsi sastra?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendekatan resepsi
sastra.
2.
Mengetahui metode dalam pendekatan resepsi sastra.
3. Mengetahui sinopsis novel serpihan cinta
bipolar dalam pendekatan resepsi sastra.
4.
Mengetahui analisis novel serpihan cinta
bipolar dalam pendekatan resepsi sastra.
1.4 Manfaat
Pembaca dapat mengetahui
pengertian pendekatan resepsi sastra, mengetahui metode dalam pendekatan
resepsi sastra, mengetahui sinopsis novel serpihan cinta bipolar dalam
pendekatan resepsi sastra dan mengetahui analisis novel serpihan cinta bipolar dalam pendekatan
resepsi sastra.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
RESEPSI SASTRA
Resepsi berasal dari bahasa Latin yaitu recipere yang diartikan sebagai penerimaan atau penyambutan pembaca (Ratna dalam Rahmawati 2008:22). Dalam arti luas resepsi diartikan sebagai pengolahan teks, cara-cara pemberian makna terhadap karya, sehingga dapat memberikan respon terhadapnya. Respon yang dimaksudkan tidak dilakukan antara karya dengan seorang pembaca, melainkan pembaca sebagai proses sejarah, pembaca dalam periode tertentu (Ratna dalam Walidin 2007).
Resepsi sastra merupakan aliran sastra yang
meneliti teks sastra dengan mempertimbangkan pembaca selaku pemberi sambutan
atau tanggapan. Dalam memberikan sambutan dan tanggapan tentunya dipengaruhi
oleh faktor ruang, waktu, dan golongan sosial (Sastriyani 2001:253).
Teori resepsi tidak hanya memahami bentuk suatu karya sastra dalam bentangan historis berkenaan dengan pemahamannya. Teori menuntut bahwa sesuatu karya individu menjadi bagian rangkaian karya lain untuk mengetahui arti dan kedudukan historisnya dalam konteks pengalaman kesastrannya. Pada tahapan sejarah resepsi karya sastra terhadap sejarah sastra sangat penting, yang terakhir memanifestasikan dirinya sebagai proses resepsi pasif yang merupakan bagian dari pengarang. Pemahaman berikutnya dapat memecahkan bentuk dan permasalahan moral yang ditinggalkan oleh karya sebelumnya dan pada gilirannya menyajikan permasalahan baru.
Pengalaman pembaca yang dimaksud mengindikasikan bahwa teks karya sastra menawarkan efek yang bermacam-macam kepada pembaca yang bermacam-macam pula dari sisi pengalamannya pada setiap periode atau zaman pembacaannya. Pembacaan yang beragam dalam periode waktu yang berbeda akan menunjukkan efek yang berbeda pula. Pengalaman pembaca akan mewujudkan orkestrasi yang padu antara tanggapan baru pembacanya dengan teks yang membawanya hadir dalam aktivitas pembacaan pembacanya. Dalam hal ini, kesejarahan sastra tidak bergantung pada organisasi fakta-fakta literer tetapi dibangun oleh pengalaman kesastraan yang dimiliki pembaca atas pengalaman sebelumnya (Jauss 1983:21).
Teori resepsi tidak hanya memahami bentuk suatu karya sastra dalam bentangan historis berkenaan dengan pemahamannya. Teori menuntut bahwa sesuatu karya individu menjadi bagian rangkaian karya lain untuk mengetahui arti dan kedudukan historisnya dalam konteks pengalaman kesastrannya. Pada tahapan sejarah resepsi karya sastra terhadap sejarah sastra sangat penting, yang terakhir memanifestasikan dirinya sebagai proses resepsi pasif yang merupakan bagian dari pengarang. Pemahaman berikutnya dapat memecahkan bentuk dan permasalahan moral yang ditinggalkan oleh karya sebelumnya dan pada gilirannya menyajikan permasalahan baru.
Pengalaman pembaca yang dimaksud mengindikasikan bahwa teks karya sastra menawarkan efek yang bermacam-macam kepada pembaca yang bermacam-macam pula dari sisi pengalamannya pada setiap periode atau zaman pembacaannya. Pembacaan yang beragam dalam periode waktu yang berbeda akan menunjukkan efek yang berbeda pula. Pengalaman pembaca akan mewujudkan orkestrasi yang padu antara tanggapan baru pembacanya dengan teks yang membawanya hadir dalam aktivitas pembacaan pembacanya. Dalam hal ini, kesejarahan sastra tidak bergantung pada organisasi fakta-fakta literer tetapi dibangun oleh pengalaman kesastraan yang dimiliki pembaca atas pengalaman sebelumnya (Jauss 1983:21).
2.2 METODE PENDEKATAN RESEPSI
SASTRA
Menurut Ratna (2009:167-168), resepsi
sinkronis merupakan penelitian resepsi sastra yang berhubungan dengan pembaca
sezaman. Dalam hal ini, sekelompok pembaca dalam satu kurun waktu yang sama,
memberikan tanggapan terhadap suatu karya sastra secara psikologis maupun
sosiologis. Resepsi diakronis merupakan bentuk penelitian resepsi yang
melibatkan pembaca sepanjang zaman. Penelitian resepsi diakronis ini
membutuhkan data dokumenter yang sangat relevan dan memadai.
Metode resepsi ini diteliti
tanggapan-tanggapan setiap periode, yaitu tanggapan-tanggapan sebuah karya
sastra oleh para pembacanya (Pradopo 2007:209). Pembacaan yang beragam dalam
periode waktu yang berbeda akan menunjukkan efek yang berbeda pula. Pengalaman
pembaca akan mewujudkan orkestrasi yang padu antara tanggapan baru pembacanya
dengan teks yang membawanya hadir dalam aktivitas pembacaan pembacanya.
Pada penelitian resepsi sinkronis, umumnya terdapat norma-norma yang sama dalam memahami karya sastra. Tetapi dengan adanya perbedaan horizon harapan pada setiap pembaca, maka pembaca akan menanggapi sebuah karya sastra dengan cara yang berbeda-beda pula. Hal ini disebabkan karena latar belakang pendidikan, pengalaman, bahkan ideologi dari pembaca itu sendiri. (Pradopo 2007:211).
Penelitian resepsi sinkronis ini menggunakan tanggapan-tanggapan pembaca yang berada dalam satu kurun waktu. Penelitian ini dapat menggunakan tanggapan pembaca yang berupa artikel, penelitian, ataupun dengan mengedarkan angket-angket penelitian pada pembaca.
Resepsi diakronis umumnya menggunakan pembaca ahli sebagai wakil dari pembaca pada tiap periode. Pada penelitian diakronis ini mempunyai kelebihan dalam menunjukkan nilai senia sebuah karya sastra, sepanjang waktu yang telah dialuinya (Pradopo 2009:211).
Menurut Endraswara (2008:126) proses kerja penelitian resepsi sastra secara sinkronis atau penelitian secara eksperimental, minimal menempuh dua langkah sebagai berikut:
Pada penelitian resepsi sinkronis, umumnya terdapat norma-norma yang sama dalam memahami karya sastra. Tetapi dengan adanya perbedaan horizon harapan pada setiap pembaca, maka pembaca akan menanggapi sebuah karya sastra dengan cara yang berbeda-beda pula. Hal ini disebabkan karena latar belakang pendidikan, pengalaman, bahkan ideologi dari pembaca itu sendiri. (Pradopo 2007:211).
Penelitian resepsi sinkronis ini menggunakan tanggapan-tanggapan pembaca yang berada dalam satu kurun waktu. Penelitian ini dapat menggunakan tanggapan pembaca yang berupa artikel, penelitian, ataupun dengan mengedarkan angket-angket penelitian pada pembaca.
Resepsi diakronis umumnya menggunakan pembaca ahli sebagai wakil dari pembaca pada tiap periode. Pada penelitian diakronis ini mempunyai kelebihan dalam menunjukkan nilai senia sebuah karya sastra, sepanjang waktu yang telah dialuinya (Pradopo 2009:211).
Menurut Endraswara (2008:126) proses kerja penelitian resepsi sastra secara sinkronis atau penelitian secara eksperimental, minimal menempuh dua langkah sebagai berikut:
Setiap pembaca perorangan maupun
kelompok yang telah ditentukan, disajikan sebuah karya sastra. Pembaca tersebut
lalu diberi pertanyaan baik lisan maupun tertulis. Jawaban yang diperoleh dari
pembaca tersebut kemudian dianalisis menurut bentuk pertanyaan yang diberikan.
Jika menggunakan angket, data penelitian secara tertulis dapat dibulasikan.
Sedangkan data hasil penelitian, jika menggukan metode wawancara, dapat
dianalisis secara kualitatif.
Setelah memberikan pertanyaan
kepada pembaca, kemudian pembaca tersebut diminta untuk menginterpretasikan
karya sastra yang dibacanya. Hasil interpretasi pembaca ini dianalisis
menggunakan metode kualitatif.
Dalam penelitian diakronis, untuk melihat penerimaan sejarah resepsi, digunakan strategi dokumenter melalui kepuasan media massa. Hasil kupasan tersebut yang nantinya akan dikaji oleh peneliti (Endraswara 2008:127).
2.3
SINOPSIS NOVEL SERPIHAN CINTA BIPOLAR
Judul :
Serpihan Cinta Bipolar
Penulis:
Mira W
Penerbit:
PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 312
halaman
Ketika suaminya pergi meninggalkan
dirinya, Novi terjerembap dalam kekecewaan. Tidak menyangka cinta mereka yang
tanpa batas begitu cepat berlalu.
Ketika dia mengetahui suaminya terjerat seorang gadis yang sama sekali tidak menarik, Novi terempas dalam kebingungan dan keputusasaan.
Apa yang salah dalam perkawinan Novi? Sampai sejauh mana bipolar memorakporandakan perkawinannya?
Kisah seorang istri yang ditinggalkan suami yang mengidap bipolar. Cinta dan kesetiaannya diuji tatkala prahara mengguncang perkawinannya.
“Aku mencintaimu dengan cinta tanpa batas. Cinta yang Mas ajarkan ketika bahkan cinta belum pernah menyapa hidupku.”
Kisah seorang ibu yang tidak pernah menyerah, berjuang untuk menyembuhkan anaknya yang menderita bipolar.
“Yang terpenting adalah kasih sayang. Karena kasih sayang menyembuhkan. Kasih sayang memaafkan, sebanyak apa pun air mata yang ditumpahkan.”
Ketika dia mengetahui suaminya terjerat seorang gadis yang sama sekali tidak menarik, Novi terempas dalam kebingungan dan keputusasaan.
Apa yang salah dalam perkawinan Novi? Sampai sejauh mana bipolar memorakporandakan perkawinannya?
Kisah seorang istri yang ditinggalkan suami yang mengidap bipolar. Cinta dan kesetiaannya diuji tatkala prahara mengguncang perkawinannya.
“Aku mencintaimu dengan cinta tanpa batas. Cinta yang Mas ajarkan ketika bahkan cinta belum pernah menyapa hidupku.”
Kisah seorang ibu yang tidak pernah menyerah, berjuang untuk menyembuhkan anaknya yang menderita bipolar.
“Yang terpenting adalah kasih sayang. Karena kasih sayang menyembuhkan. Kasih sayang memaafkan, sebanyak apa pun air mata yang ditumpahkan.”
2.4
ANALISIS NOVEL SERPIHAN CINTA BIPOLAR
Kali ini adalah kisah seorag istri
yang ditinggalkan oleh suami yang mengidap Bipolar. Bipolar kurang lebih
,merupakan sejenis kelainan pada kepribadian manusia yang memilki dua kutub
berbeda. Kadang ia bisa senang sekali dan merasa nyaman kadang ia dapat menjadi
sedih,sakit hingga tak tentu batasnya.
Novi ditinggalkan suaminya dan memilih untuk hidup bersama
wanita lain pilihannya sendiri yang sama sekali tidak menarik.
Seorang ibu yang pantang menyerah
untuk menyembuhkan anaknya yang menderita bipolar.
Entah,karena saya sudah mulai bosan
dengan kisah nya Mira W. atau karea kebetulan saja novel ini menurut saya
kurang menarik. Latar belakang Bipolarnya bolehlah dikatakan menarik,tapi kisah
yang dialami Novi membuat saya bosan dan terkesan lambat. Kasus suami bipolar
kurang digali lagi,padahal bisa jadi menarik.
Tapi itulah Mira W. ceritanya
sekelumit namun ringan..
“Karena kasih sayang
menyembuhkan.
Kasih sayang memperbaiki.
Kasih sayang memaafkan.
Dan kasih sayang membawa
kebahagiaan.”
Apa itu Bipolar?
Bipolar adalah kelainan emosi dan
tingkah laku di mana episode Mania dan depresi timbul bergantian secara tidak normal.
Di dalam novel Mira W, halaman
9 terpapar kalimat yaitu Amelia masih tercenung menyaksikan panorama
yang demikian mencekam. Teras batu kapur bak
undakan putih ke mana mata memandang. Tatkala senja mulai merangkul
bumi, nuansa keputihan itu mulai disepuh warna jingga keemasan. Sementara air
yang didekap erat sepanjang masa laksana cermin kebiruan yang rebah dengan nyaman dalam pelukan jeram batu kapur yang
kokoh.
Tetes air mata menitik ke pipi,
mengiringi syair syahdu penuh makna yang begitu menggigit sukma seorang ibu.
Mama,
thank you for who I am
Thank
you for all the things I’m not
Forgive
me for the words unsaid
For
the times I forgot
Bait selanjutnya mengingatkannya kepada
suatu hari tak terlupakan dalam hidup mereka. Ketika untuk pertama kalinya dia mengantarkan Bintang ke sekolah.
Novi tidak pernah memakai nama Marga.
Tidak nama ibunya. Apalagi nama ayahnya. Karena memang dia tidak punya ayah.
Jadi kalau ditanya siapa namanya, dia hanya menjawab ‘’Novi’’. Tidak kurang.
Tidak lebih.
Dalam sebuah resepsi pernikahan yang
meriah, musik pengering seperti yang disajikan Bintang dan teman-tenmannya
hampir tidak merupakan fokus perhatian
para undangan. Dan permainan piano, siapa pun pianisnya, bagaimanapun
bagusnya suguhan musiknya, hanya pelengkap untuk meramaikan suasana.
Untuk ketiga kalinya Amelia merasa
kehilangan anak kesayangannya. Kali ini lebih parah. Karena kali ini dia tidak
tahu di mana anaknya berada.
Di dalam novel Mira W, pengarang menggunakan alur maju mundur dan dikisahkan dalam novel serpihan
cinta bipolar, kisah perceraian antara orang tua Bintang dan sosok Novi yang
tidak mempunyai seorang ayah.
Bintang dan Novi membatalkan percerain
mereka dan menikah lagi . Mereka mulai menganyam kembali cinta mereka yang
telah berserakan menjadi serpihan-serpihan kecil. Ada dua orang anak yang lucu
dan seorang ibu yang bijaksana yang menjadi perekat serpihan itu. Dan hari demi
hari, cinta mereka menjadi semakin kokoh.
BAB
III
PENUTUP
• Kesimpulan
Resepsi berasal dari bahasa Latin
yaitu recipere yang diartikan sebagai penerimaan atau penyambutan
pembaca (Ratna dalam Rahmawati 2008:22). Dalam arti luas resepsi diartikan
sebagai pengolahan teks, cara-cara pemberian makna terhadap karya, sehingga
dapat memberikan respon terhadapnya. Respon yang dimaksudkan tidak dilakukan
antara karya dengan seorang pembaca, melainkan pembaca sebagai proses sejarah,
pembaca dalam periode tertentu (Ratna dalam Walidin 2007).
• Saran
Demikianlah makalah ini saya buat.
Semoga dapat berguna bagi saya dan pembaca umumnya. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna.oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari
dosen pengampu mata kuliah apresiasi
prosa fiksi Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
W, Mira. 2012. Serpihan
Cinta Bipolar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Endraswara, Suwardi.
2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media Pressindo..
Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar