Sabtu, 10 Juni 2017

MARDIANTI


#TugasIndividu


ANALISIS NOVEL BOY CANDRA
“SENJA HUJAN DAN CERITA YANG TELAH USAI”
 


PENGERTIAN  RESEPSI SASTRA 
          Kritik sastra memiliki peran yang besar dalam perkembangan teori sastra dan salah satu teori tersebut adalah resepsi sastra. Oleh karena itu, resepsi sastra adalah bagian yang tak terpisahkan dari kritik sastra. Kritik sastra sendiri berasal dari bahasa Yunani krites  yang berarti hakim. Kata benda krites berasal dari kata kerja krinein  yang berarti menghakimi.
Kata krinein merupakan pangkal dari kata benda kriterion yang berarti dasar penghakiman. Lalu timbul kata kritikos yang berarti hakim karya sastra.
Dalam kritik sastra dikenal beberapa pendekatan-pendekatan untuk melakukan penelitian karya sastra. Pendekatan-pendekatan itu adalah pendekatan sosiologis, pendekatan psikologis, pendekatan historis, pendekatan antropologis, pendekatan ekspresif, pendekatan mimesis, pendekatan pragmatis dan pendekatan objektif. Selanjutnya, Ratna (2008:71) mengemukakan bahwa pendekatan pragmatislah yang memberikan perhatian utama terhadap peranan pembaca. Pendekatan ini berhubungan dengan salah satu teori modern yang mengalami perkembangan yang sangat pesat, yaitu teori resepsi sastra.
Resepsi sastra dimaksudkan bagaimana ‘pembaca’ memberikan makna terbadap karya sastra yang dibacanya, sehingga dapat memberikan reaksi atau tanggapan terhadapnya. Tanggapan itu mungkin bersifat pasif. Bagaimana  seorang pembaca  dapat  memahami  karya  itu, atau  dapat melihat hakikat estetika, yang ada di dalamnya, atau mungkin juga bersifat aktif yaitu bagaimana ia merealisasikannya. Karena itu, pengertian resepsi sastra mempunyai lapanganyang luas, dengan berbagai kemungkinan penggunaan. Dengan resepsi sastra terjadi suatu perubahan (besar) dalam penelitian sastra, yang berbeda dari kecenderungan yang biasa selama ini. Selama ini tekanan diberikan kepada teks, dan untuk kepentingan teks ini, biasanya untuk pemahaman ‘seorang peneliti’ pergi kepada penulis (teks) (Junus, 1985:1).


 METODE PENDEKATAN RESEPSI SASTRA 
         Metode resepsi ini diteliti tanggapan-tanggapan setiap periode, yaitu tanggapan-tanggapan sebuah karya sastra oleh para pembacanya (Pradopo 2007:209). Pembacaan yang beragam dalam periode waktu yang berbeda akan menunjukkan efek yang berbeda pula. Pengalaman pembaca akan mewujudkan orkestrasi yang padu antara tanggapan baru pembacanya dengan teks yang membawanya hadir dalam aktivitas pembacaan pembacanya. 
           Pradopo (2007:210-211) mengemukakan bahwa penelitian resepsi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara sinkronis dan diakronis. Penelitian sinkronis merupakan penelitian resepsi terhadap sebuah teks sastra dalam masa satu periode. Penelitian ini menggunakan pembaca yang berada dalam satu periode. Sedangkan penelitian diakronis merupakan penelitian resepsi terhadap sebuah teks sastra yang menggunakan tanggapan-tanggapan pembaca pada setiap periode.

           Menurut Ratna (2009:167-168), resepsi sinkronis merupakan penelitian resepsi sastra yang berhubungan dengan pembaca sezaman. Dalam hal ini, sekelompok pembaca dalam satu kurun waktu yang sama, memberikan tanggapan terhadap suatu karya sastra secara psikologis maupun sosiologis. Resepsi diakronis merupakan bentuk penelitian resepsi yang melibatkan pembaca sepanjang zaman. Penelitian resepsi diakronis ini membutuhkan data dokumenter yang sangat relevan dan memadai. 
            Pada penelitian resepsi sinkronis, umumnya terdapat norma-norma yang sama dalam memahami karya sastra. Tetapi dengan adanya perbedaan horizon harapan pada setiap pembaca, maka pembaca akan menanggapi sebuah karya sastra dengan cara yang berbeda-beda pula. Hal ini disebabkan karena latar belakang pendidikan, pengalaman, bahkan ideologi dari pembaca itu sendiri. (Pradopo 2007:211). Penelitian resepsi sinkronis ini menggunakan tanggapan-tanggapan pembaca yang berada dalam satu kurun waktu. Penelitian ini dapat menggunakan tanggapan pembaca yang berupa artikel.


SINOPSIS NOVEL
 Judul Buku                 : Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai
NO. ISBN                   : 979-794-499-9
Penulis                         : Boy Candra
Penerbit                       : Media Kita
Tanggal Terbit             : 16 Juni 2015
Jumlah Halaman          : 239 Halaman

Boy Candra tinggal di Padang, terlahir pada 21 November 1989. Namanya kian melejit usai penjualan novel pertamanya yang laris di hati para pecinta novel. Bahkan, di September 2016, Boy Candra meluncurkan novel barunya dengan judul “Pada Senja yang Membawamu Pergi” yang diterbitkan oleh Gagasmedia.
Novel “Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai” diangkat dari pengalaman pribadi penulis. Lewat novelnya, penulis menceritakan segala perjalanan asmaranya. Kisah-kisahnya tersampaikan dengan jelas dan menarik. Pengalamannya dari mulai jatuh cinta, mencintai diam-diam, mencintai sahabat sendiri, bahkan patah hati sangat menyentuh pembacanya. Tak heran jika para Remaja banyak mengutip kata-kata novel ini. Memang dilihat dari pemilihan katanya, sederhana dan mudah dimengerti. Walau dengan pilihan kata yang puitis, namun tidak menimbulkan multi tafsir.
Cerita setiap Babnya tidak bertele-tele. Hal ini sangat baik untuk mengontrol penyakit jenuh yang kerap dirasakan pembaca. Boy Candra menyajikan kata-kata sehari-hari yang sering digunakan oleh para pembaca. Kelebihan dari novel ini adalah covernya yang sederhana. Pemilihan warna cover yang tidak terlalu mencolok, mewakili isi dari novel ini. Ditunjang dengan sinopsis di cover belakang. Pemilihan katanya begitu tertata apik dan mengundang rasa penasaran untuk mengetahui lebih lanjut.
Penyisipan kutipan-kutipan di setiap pergantian Bab, sangat menarik sekali. Penulis mampu membawa pembacanya untuk masuk dan merasakan isi novel. Isi novel tersampaikan dengan baik. Bila mengingat latar belakang yang merupakan pengalaman pribadi, jelas isi novel merupakan hal yang sering terjadi bagi pembaca. Sangat mudah bagi pembaca untuk merasakan menjadi bagian dalam novel ini.
Namun, dalam novel ini juga terdapat kekurangan. Alurnya yang campuran kadang menjadi moment menjenuhkan bagi pembaca. Penempatan setiap Babnya kurang tertara. Kadang ceritanya menyenangkan dan membuat tersenyum tipis, namun di Bab selanjutnya mengisahkan rasanya patah hati. Hal ini sangat menjatuhkan mood para pembaca. Tak jarang pembaca melewati Bab tertentu yang menurutnya tidak menarik dan membuat jenuh. Novel “Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai” memuat cerita yang penuh inspirasi. Membangun semangat para pembaca untuk terus melanjutkan hidup. Novel ini menyampaikan kisah-kisah cinta sederhana yang tulus. Mulai dari seseorang yang bertahan atau seseorang yang terus berjuang. Namun, pengkhianatan cinta juga tersaji dengan baik pada novel ini. Novel ini cocok untuk para pembaca yang ingin mengenang masa lalunya, atau sedang bertahan dan memperjuangkan seseorang, serta bagi pembaca yang sedang berusaha melupakan.
“Setelah cinta pertama dan dipatahhatikan untuk pertama kalinya, aku jatuh cinta lagi, juga patah hati lagi. Berkali-kali. Terkadang ada saatnya aku merasa lelah. Apakah hati diciptakan Tuhan hanya untuk dibuat patah? Seperti halnya impian yang kadang harus berubah. Namun, hidup harus terus berjalan. Tidak ada alsan yang bisa diterima untuk menghentikan tujuan. Bahkan, patah hati paling pattah pun tidak berhak membunuh hidupmu.” (Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai, Hal.220)

           


Kenapa “Senja Hujan dan Cerita Yang Telah Usai?
            Novel ini sangatlah menyentuh akan hal-hal cinta berangkat dari judulnya saja saya sebagai pembaca ada sedikit inspirasi mengenai seseorang yang pernah dilukai, hingga susah untuk melupakan. Untuk orang-orang yang pernah dicintai, tapi dikhianati. Jugayang pernah menghianati, lalu menyadari semua bukanlahhal baik untuk hati. Kepada orang yang jatuh cinta diam-diam, suka pada sahabat sendiri, tidak bisa berpaling dari orang yang sama, dan hal-hal yang lebih pahit dari itu.
 Seperti halnya yang saya dapatkan pada hal 23 :
Perasaan Yang Memilih Tetap Ada”
Mungkin ini tidak penting bagimu, bagian yang mungkin membuatmu bosan. Sebab, perasaanmu tak sama dengan apa yang aku rasakan. Percakapan-percakapan tak jelas itu, mungkin hal yang tidak terlalu berarti bagimu. Juga chat pesan singkat yang lebih sering kamu balas dengan satu atau kata saja. Dan, kadang kamu begitu menyebalkan. Hanya membalas dengan satu huruf “Y”. Namun, semua itu menjadi penting bagiku. Aku hanya ingin tahu, bahwa kamu masih ada.
Mengetahui kabarmu dan memastikan kamu baik-baik saja. Adalah salah satu cara yang membuatku tetap bahagia. Ini bukan perkara tetap bersamamu. Bukan juga perihal memilikimu. Lebih dari itu,ini tentang perasaan yang masih sama, perasaanyang hanya kepadamu saja. Hal yang tidak bisa ku rasakan kepada yang lain.    
           Benarkah demikian? Mungkin jawabannya iya, krn walaupun tak lagi ada  hunbungan diantara mereka tak seharusnya diputuskan juga, setidaknya tak saling benci, sesekali memastikan kabar dan saling menyapa karna walaupun apa yang telah dilakukan pasti sesekali akan mengingat ketetika bersama tak seharusnya saling membenci..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUH. RIDHO S

#TugasIndividu ANALISIS NOVEL RADEN MANDASIA SI PENCURI DAGING SAPI BERDASARKAN PENDEKATAN RESEPSI SASTRA Landasan Teori Secara d...