#TugasIndividu
Analisis novel Lelaki Terakhir yang
Menangis di Bumi jika dikaji berdasarkan unsur intrinsik
BAB
1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut Sarjidu (2004:2) dalam Aulia
Melani (2001) mengatakan bahwa kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya
dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. Menurut Wellek
& Warren, (1990:3) dalam Aulia Melani (2011) sastra adalah suatu kegiatan
kreatif, sebuah karya seni. Maksud sebagai karya seni yaitu sastra memiliki
unsur-unsur keindahan yang terkandung didalamnya. Karya sastra pada hakikatnya
adalah suatu media yang mendayagunakan tentang kehidupan manusia.
Novel merupakan salah satu karya sastra.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, novel adalah tulisan berupa karangan
prosa yang panjang dan menceritakan sebuah kisah. Novel merupakan teks hasil
pemikiran yang lahir dari daya cipta, imajinatif, kreatif dan eksploratif
pengarang terhadap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia yang
didalamnya terdapat unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Berdasarkan hal diatas, saya akan
menganalisis novel Lelaki Terakhir yang
Menangis di Bumi karya M Aan Mansyur. Saya akan menganilisis berdasarkan
unsur intrinsic novel tersebut.
1.2 Rumusan
Masalah
- Bagaimana sinopsis novel Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi?
- Bagaimana analisis novel Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi jika dikaji berdasarkan unsur intrinsik?
1.3 Tujuan
dan Manfaat
- Mengetahui bagaimana sinopsis novel Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi
- Untuk membahas dan mengetahui bagaimana analisis novel Lelaki yang Terakhir yang Menangis di Bumi jika dikaji berdasarkan dengan unsur intrinsic
BAB
2
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Sinopsis
novel Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi
“Kau
percaya masa depan masih memiliki kita?”
“Akan
selalu ada kita. Aku percaya.”
NANTI tidak bisa begitu saja menoleh dan pergi dari
masa lalu meskipun ia sudah berkali-kali melakukannya. Terakhir ia mengucapkan
selamat tinggal dan menikah dengan lelaki yang kini berbaring di makamnya itu.
Aku
tidak pernah ingin mengucapkan selamat tinggal.
Aku
tidak pernah mau beranjak dari masa lalu.
Masa
lalu, bagiku, hanyalah masa depan yang pergi sementara.
Namun, ada saatnya ingatan akan kelelahan dan
meletakkan masa lalu di tepi jalan. Angin akan dating menerbangkannya ke
penjuru tiada. Menepikannya ke liang lupa. Dengan menuliskannya, ke dalam buku,
misalnya, masa lalu mungkin akan berbaring abadi di halaman-halamannya…
Jiwa dan Nanti dikisahkan bertemu di kampus UNHAS di
Makassar. Mereka merasa memilki kesamaan dan ketidaksamaan. Jiwa menemukan
Nanti sebagai perempuan yang mencintainya dengan segala peraturan ketat,
seperti cara berpakaian, berupa sendok untuk memenuhi nafsu lapar dan dahaga,
serta berbagai peraturan lainnya. Meskipun begitu, Jiwa berkata “demi Tuhan,
aku mencintai Nanti dengan segala energi yang kumiliki.”
Nanti menyukai segala hal berbau tulis menulis
(hanya) milik Jiwa. Jika mendapati tulisan Jiwa bagus, Nanti akan memberikan
hadiah berupa ciuman. Namun sebaliknya, jika buruk, Nanti tidak segan-segan
menghukum Jiwa dengan puasa ciuman sampai Jiwa menulis cerita yang bagus.
Itulah yang membuat Jiwa kadang berpikir, tujuan menulis bagus hanya untuk
ciuman Nanti.
Nanti merasa saat bersama Jiwa, dia telah memiliki
dunia dan isinya seperti Jiwa, merasa telah menaklukkan dunia dan isinya saat
bersama Nanti.
Namun kisah ini sama seperti layar kaca, mengenai
orang tua yang tidak sepakat pasangan ini saling memiliki dunia dan semesta
satu sama lain.
2.2 Analisi
novel Lelaki Terakhir yang Menangis di
Bumi berdasarkan unsur intrinsic
1. Tema
Menceritakan
seorang lelaki bernama Jiwa Matajang
yang mempunyai kehidupan keluarga yang rumit dan juga kisah cintanya yang penuh
luka.
2. Alur
Alur yang terdapat dalam novel Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi
adalah alur maju dan alur mundur. Karena pada awal novel ini menceritakan masa
depan lalu kembali pada masa lalu.
3. Penokohan
a. Jiwa
Di dalam novel ini, Jiwa adalah orang
sedikit egois, pencemburu dan juga tekun. Dia terlihat sedikit egois karena
Jiwa selalu menyesali hal-hal yang dilakukan sebelumnya, menurutnya, tidak
seharusnya. Dan juga orang yang gampang cemburu, apa lagi kepada Wisran, suami
Nanti yang telah meninggal. Jiwa juga tekun karena tidak setengah-setengah
dalam melaksanakan tugasnya. Misalkan, saat bertemu dengan Andi dan Agus si
Perpustakaan Punggung, Jiwa rela mengabaikan badannya yang pegal demi membawa
puluhan buku dalam tas di punggungnya.
b. Nenek
Jiwa
Nenek mempunyai watak yang penuh kasih
sayang terkhusus kepada Jiwa. Terbukti bahwa nenek sangat menyayangi Jiwa,
terlihat jelas sewaktu Jiwa di gendong nenek selama perjalanan pulang ke rumah
dari sekolahnya.
c. Ibu
Jiwa
Ibu adalah orang yang setia. Dapat kita
lihat dalam novel tersebut, Ibu rela menunggu Ayah yang pergi dan tidak pernah
kembali. Ia rela mengabaikan lamaran Rahman yang jelas-jelas adalah pria yang
ia cintai.
d. Rahman
Rahman adalah mantan pacar Ibu Jiwa
sewaktu belum menikah dengan Ayah Jiwa. Ia juga adalah orang yang setia karena
hingga ajal menjemputnya, Rahman enggan menikah dengan perempuan lain selain
Ibu Jiwa. Rahman pernah kembali melamar Ibu Jiwa sewaktu Ayah Jiwa pergi tetapi
di tolak. Rahman orang baik yang mempengaruhi hidup Jiwa untuk terus menulis.
e. Riana
Riana adalah gadis pemalu dan senang
membaca puisi. Riana juga pacar pertama Jiwa sewaktu SMA.
f. Nanti
Jelas, Nanti bukan pacar pertama Jiwa,
tetapi Nanti adalah perempuan yang paling membuat Jiwa terluka. Nanti menyukai
puisi dan cerita buatan Jiwa, ia juga orang yang mengaku menyukai seks seperti
Jiwa. Dan Nanti pula mempunyai sifat kekanakan, sewaktu ia disuruh putus dengan
Jiwa oleh kedua orang tuanya, Nanti hanya mengatakan rasa kebosanan kepada Jiwa
dan tidak meminta Jiwa untuk mempertahankan hubungan mereka dan akhirnya Nanti
menyesal hingga umur terus memakannya.
4. Latar
a. Latar
Tempat : Desa Kampiri, Sekolah, Kampus dan Perpustakaan terakhir.
b. Latar
Waktu : Pagi, Sore dan Malam.
c. Latar
Suasana : Kesepian, kesedihan, sedikit dendam dan bahagia.
5. Sudut
Pandang
Sudut pandang dalam novel Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi yaitu
pengarang membawakan ceritanya dengan satu sudut pandang, yaitu, Jiwa. Tetapi
catatan kecil pada novel ini dikuasai oleh Nanti, seperti menambahkan atau
mengklarifikasi tulisan Jiwa yang kadang terlalu melebih-lebihkan.
6. Gaya
Bahasa
Gaya bahasa pada novel Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi
menggunakan majas pleonasme.
7. Amanat
Akan lebih baik jika kesepian dan
kesedihan tidak kau rawat dan mendarah daging dalam tubuhmu. Perihal patah hati
ditinggal oleh orang-orang yang kamu sayangi adalah kemunduran yang tidak boleh
larut terlalu lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar